Desakita.co – Pandu Dwi Luhur Pambudi pemuda asli Desa Denanyar, Kabupaten Jombang berhasil menempuh kuliah S2 – S3 di Taiwan.
Kini, ia tengah menjalani program doktoralnya di National Cheng Kung University Taiwan.
”Saya sudah di Taiwan sejak 2019, saat itu saya ambil S2 di sini,” kata warga Desa Denanyar Kecamatan Jombang yang kini tinggal di North District, Tainan, Taiwan tersebut.
Pendidikan Pandu dimulai di SDN Denanyar 1 Jombang, kemudian melanjutkan di SMPN 1 Jombang, dan di SMAN 3 Jombang.
Setelah lulus SMA, ia menempuh pendidikan S1 di Universitas Jember.
Setelah itu menempuh S2 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan menempuh program dual degree di National Cheng Kung University Taiwan.
”Sekarang masih menempuh S3 konsentrasi Information Management juga di National Cheng Kung University Taiwan,” terang Pandu.
Untuk mewujudkan cita-citanya kuliah di luar negeri, putra pasangan M Satar dan Istianah ini, rajin ke perpustakaan SMAN 3 Jombang.
Selain membaca buku, ia juga melihat brosur-brosur kampus luar negeri.
”Kesempatan yang luar biasa ini baru saya dapatkan setelah saya lulus S2 di ITS,” jelas jelas pria yang lahir 4 Desember 1992 tersebut.
Taiwan dipilih karena memiliki fasilitas publik dan lingkungan yang nyaman.
Sistem transportasi yang efisien, juga lingkungan yang bersih. Kampus tempat Pandu belajar juga menempati posisi ketiga universitas terbaik di Taiwan.
”Memiliki fasilitas penelitian yang canggih, laboratorium yang modern, perpustakaan yang lengkap, dan peluang kolaborasi riset memperkaya saya dalam dunia penelitian,” tambahnya.
Ia mendapat beasiswa Distinguished International Student Scholarship dari National Cheng Kung University saat S2.
Biaya kuliah sepenuhnya gratis, pembebasan biaya SKS, dan dapat tunjangan bulanan.
”Beasiswa ini membantu saya fokus pada pencapaian akademis dan pengembangan diri tanpa harus khawatir tentang beban keuangan.
Saya sangat bersyukur atas peluang ini dan berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif dalam dunia akademis dan riset,” ungkapnya.
Keberuntungan berlanjut ketika Pandu memperoleh beasiswa Veritas et Conscientia untuk program S3.
”Yang tidak hanya menyediakan tunjangan tambahan yang signifikan, tetapi juga menyertakan fasilitas asrama secara cuma-cuma,” jelasnya.
Selama kuliah, ia juga terlibat sebagai asisten peneliti berskala nasional dari kementerian pendidikan Taiwan dan Badan Nasional Sains dan Teknologi.
”Keberhasilan ini tidak hanya memberikan pengakuan atas dedikasi dan prestasi akademis saya, tetapi juga membuka peluang untuk mengembangkan diri di tingkat profesional,” ungkapnya penuh syukur.
Untuk mendapatkan beasiswa itu, pandu harus mengikuti seleksi.
Ada beberapa yang dipertimbangkan, yaitu prestasi akademis dan nilai yang telah dicapai.
Proposal riset juga menjadi salah satu fokus evaluasi.
Memastikan, ide dan rencana penelitian memiliki kejelasan serta kontribusi signifikan terhadap bidang studi yang dipilih.
Yang tak kalah penting, lanjut Pandu, adalah sertifikat bahasa Inggris, dengan skor yang memenuhi persyaratan.
Selain itu, kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris, serta wawancara.
Khusus untuk beasiswa Veritas et Conscientia yang sedang ia jalani saat ini, terdapat persyaratan tambahan, yaitu keterlibatan yang lebih aktif.
Tidak hanya melakukan publikasi ilmiah internasional, tetapi juga secara proaktif terlibat sebagai peneliti muda.
”Inisiatif ini menunjukkan komitmen saya untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadikan saya peserta yang berdedikasi dalam komunitas akademis,” tambahnya.
Pandu merupakan salah satu mahasiswa dengan segudang prestasi.
Di antaranya, meraih 4th Best Business Case Competition Global Youth Entrepreneurship Summit National University of Singapore
Bursary Grantee Global Startup Youth ASEAN di Malaysia.
Selain itu, International Distinguished Scholarship, Taiwan.
Veritas et Conscientia Scholarship (VCS), Taiwan, National Cheng Kung University 1st Sustainable Development Goals Poster Award, Taiwan.
Selain itu, Smart 4.0 International Innovation Competition (SDGs Project Competition), Bronze Medal, Taiwan.
Best paper presentation at the 2023 5th International Conference on Management Science and Industrial Engineering in Chiang Mai, Thailand.
Best paper presentation at ISICO 2023 The Seventh Information Systems International Conference in Bali, Indonesia.
Saat ini, Pandu fokus menuntaskan studi S3 sesuai target.
”Namun, pada akhirnya, niat saya adalah kembali ke Indonesia setelah mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan yang cukup di luar negeri.
Saya merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada pengembangan dan kemajuan di tanah air,” tambah pria yang gemar menulis dan membaca buku tersebut.
Ia juga ingin menjadi dosen.
Baginya, berkontribusi dalam dunia pendidikan adalah cara yang efektif untuk mentransfer pengetahuan dan pengalaman dimiliki.
”Sebagai peneliti, saya akan berusaha untuk terus terlibat dalam riset-riset yang relevan dengan perkembangan teknologi, memberikan wawasan baru, dan berkontribusi pada pemahaman lebih mendalam di bidang ini,” pungkasnya. (wen/naz/ang)