Pendidikan

Alamak! Sekolah Penggerak di Jombang Ini Rusak, Kelas Sering Banjir Saat Hujan

×

Alamak! Sekolah Penggerak di Jombang Ini Rusak, Kelas Sering Banjir Saat Hujan

Sebarkan artikel ini
MEMPRIHATINKAN: Jendela SDN Mojongapit 3 Kecamatan Jombang yang rusak parah, membuat air hujan masuk ke dalam kelas, Jumat (1/12).

Deskita.co – Musim hujan, siswa dan guru SDN Mojongapit 3 Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang semakin ketar-ketir dalam melaksanakan pembelajaran.

Bangunan yang rusak membuat air hujan masuk ke dalam kelas.

’’Kami sudah mengajukan rehab setiap tahun, tapi belum pernah dapat,’’ kata Kepala SDN Mojongapit 3, Zumaroh Is’adah.

Zumaroh telah menyelesaikan pendidikan sebagai kepala sekolah penggerak.

Sayangnya, bangunan yang digunakan untuk belajar tak sekeren status SDN Mojongapit 3 sebagai sekolah penggerak.

’’Sudah lima proposal yang kami kirim untuk minta rehab, belum ada yang tembus,’’ jelasnya.

Yang paling parah, rumah dinas kepala sekolah. Sudah rapuh, bahkan sebagian genting rontok.

Bangunan sudah dikosongkan sejak lama karena rawan ambruk.

’’Atau menunggu ambruk dulu baru diperbaiki ya,’’ ucapnya.

Yang juga parah, ruang kelas 1 dan 2. Jendela sisi utara nyaris seluruhnya tak ada kaca, bolong melompong, dan kusennya sudah rapuh dimakan rayap.

Jika ada kegiatan, Zumaroh mengakalinya, menutup jendela dengan banner. Agar lebih pantas jika dipandang wali murid ketika ada pertemuan.

Bolongnya jendela membuat air hujan mudah masuk dalam kelas.

Tak jarang, kegiatan belajar mengajar harus dihentikan dan siswa dipulangkan lebih awal ketika sudah mendung gelap.

’’Sebab kalau dipaksakan, air hujan masuk dalam kelas.

Jadi lebih baik anak-anak dipulangkan,’’ ungkapnya.

Satu lokal ruang kelas 1, 2 dan 3, seluruh atap teras juga tak kalah memprihatinkan.

Reng usuk sudah melengkung dan bergelombang, jika dilihat dari kejauhan.

Plafon sudah banyak yang lepas, bahkan lis plafon gypsum di sejumlah sisi sudah terlepas.

’’Yang kami khawatirkan hanya keselamatan anak-anak ketika musim hujan, itu saja,’’ tambahnya.

Sedangkan di halaman sekolah, hampir setiap selesai hujan deras selalu banjir.

Banjir menggenang di seluruh halaman sekolah. Hingga diatas mata kaki orang dewasa, sehingga untuk menuju kelas siswa harus melepas sepatunya.

Banjir juga membuat suasana sekolah tak kondusif dan kurang nyaman.

‘’’Anak-anak sering kecek di halaman kalau banjir,’’ bebernya.

Ia berharap, SDN Mojongapit 3 lebih diperhatikan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat melalui sarana prasarana yang memadai.

’’Kami hanya bisa melakukan perbaikan-perbaikan kecil menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Siswa kita hanya 60 orang, untuk rehab besar kami tidak mampu dan secara aturan memang tidak diperbolehkan. BOS kinerja untuk sekolah penggerak juga tidak boleh digunakan untuk perbaikan,’’ ulasnya. (wen/jif/ang)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *