Potensi

Lebaran, Perajin Songkok Asal Desa Jatigedong Jombang Ini Panen Cuan

×

Lebaran, Perajin Songkok Asal Desa Jatigedong Jombang Ini Panen Cuan

Sebarkan artikel ini
Perajin songkok di Dusun Jatirowo, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso merasakan berkah

Desakita.co – Perajin songkok di Dusun Jatirowo, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso merasakan berkah. Sepanjang Ramadan terlebih jelang Lebaran lalu, produksi songkok banjir pesanan.

Muhammad Dian Arosid, 29,  adalah salah satu perajin songkok mengaku, sejak awal Ramadan lalu, pesanan songkok dari berbagai daerah mulai berdatangan.

Bahkan, pesanan itu terus melonjak hingga pertengahan dan akhir Ramadan. Tak saja pasar lokal, produksinya itu juga dikirim ke sejumlah kota besar bahkan luar negeri.

”Paling banyak dikirim ke Batam, Lombok, dan bahkan Malaysia. Songkok hitam menjadi favorit pelanggan, mungkin karena ikoniknya sebagai penutup kepala orang Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Kerajinan Gentong Klasik Majapahitan Buatan Warga Desa Mojotrisno Jombang Tembus Pasar Mancanegara

Bahkan, selama Ramadan lalu, produksi songkok miliknya saat ini mencapai 800 kodi per hari. ”Biasanya, kami memproduksi sekitar 300 kodi, kini pesanan mencapai 800 kodi,” jelasnya.

Dalam hal harga, Arosid menjelaskan bahwa songkok dijual mulai dari Rp 320 ribu hingga Rp 1,5 juta per kodi.

Sementara harga per biji, songkok polos dibanderol mulai Rp 16 ribu hingga Rp 75 ribu, tergantung pada motif dan bahan yang digunakan.

”Biasanya, pemesanan datang dua bulan atau satu bulan sebelum Ramadan. Namun, tahun ini banyak yang memesan menjelang puasa,” jelasnya.

Baca Juga: Ada Sejak 1978, Kerajinan Gentong Klasik Majapahitan di Desa Mojotrisno Jombang Ini Gunakan Bahan Tanah Gumuk

Ia juga menambahkan bahwa songkok polos lebih banyak dicari oleh pelanggan, karena harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan songkok bermotif.

Proses pembuatan songkok cukup mudah, dimulai dari menyiapkan bahan kertas karton yang dilapisi kain agar bisa tegak, kemudian dilapisi kain bludru hitam yang sudah dipotong sesuai ukuran dan dijahit.

”Kebanyakan usaha songkok lain tidak memproduksi sendiri, hanya mengandalkan merek. Namun di sini, kami memproduksi dari awal hingga pencantuman merek. Total ada lima merek yang terdaftar di HAKI, semuanya dikerjakan di sini dengan berbagai jenis ukuran,” pungkasnya. (riz/naz)

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *