Potensi

Cerita Remaja Asal Desa Kepuhkembeng Jombang Raup Cuan dari Kreativitas Gelang Paracord

×

Cerita Remaja Asal Desa Kepuhkembeng Jombang Raup Cuan dari Kreativitas Gelang Paracord

Sebarkan artikel ini
Child Lovely Azzahra Gaviota Rajiin saat membuat gelang paracord di rumahnya.

Desakita.co – GELANG paracord kini mulai banyak digandrungi para remaja.

Termasuk Child Lovely Azzahra Gaviota Rajiin. Yang tadinya berniat bikin untuk dikoleksi sendiri, justru ditaksir banyak teman.

Kini gelang paracord buatan Lovely sudah merambah hingga antarprovinsi.

”Memang suka bikin aksesoris begini, dipakai sendiri, tapi teman-teman yang pada suka akhirnya ikut pesan,” kata Lovely, sapaan akrabnya.

Tali paracord biasanya digunakan untuk keperluan pengaman olahraga panjat tebing.

Terkenal dengan kekuatannya untuk menahan beban. Tapi setahun terakhir tali paracord banyak digunakan sebagai gelang. Baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Baca Juga: Unik, Kerajinan Pot dan Patung di Desa Jogoloyo, Sumobito Jombang Ini Gunakan Pasir Lumajang, Hasilnya Keren dan Awet

Di tangan Lovely salah satunya, tali paracord bisa dijadikan aksesori yang cantik dan disenangi banyak remaja, termasuk Lovely sendiri. Lovely memadukan tali paracord dengan charms-charms lucu, sehingga gelang tampak semakin cantik.

Lovely memang menyukai aksesori gelang, sekaligus suka kerajinan. Mulanya ia ingin membuat untuk dirinya sendiri. Agar menyesuaikan dengan keinginan, baik pemilihan charms, lebar gelang, hingga kualitasnya.

”Saya bikin satu, untuk saya pakai sendiri. Saya pakai ke sekolah, ternyata teman-teman pada suka, ya sudah saya jualin saja,” kata siswi kelas 8 SMP SICH Jombang ini.

Gelang paracord buatannya akhirnya naik daun. Lovely juga menjual gelangnya di e-commerce.

Pecah telor, penjualan di e-commerce juga mulai banyak diburu. ”Pengiriman paling jauh ke Jawa Barat sih,” ungkapnya.

Untuk memasarkan dagangannya, Lovely memposting foto semenarik mungkin, juga kadang melakukan penjualan live untuk menarik minat pembeli. ”Kadang-kadang saja live-nya,” jelasnya.

Membuat gelang paracord sendiri dipelajarinya secara otodidak.

Baca Juga: Ada Sejak 1978, Kerajinan Gentong Klasik Majapahitan di Desa Mojotrisno Jombang Ini Gunakan Bahan Tanah Gumuk

Ia belajar melalui media sosial YouTube. Mulai dari penggaris, macam-macam bentuk charms, tali satin, dan tali paracord, hingga solder sudah ia siapkan.

Penjualannya lebih manis dengan kemasan plastik yang menarik, tulisan-tulisan di kertas yang ia design sendiri, hingga print sendiri agar pembeli semakin suka.

Tahap pertama, ia harus memotong tali paracord sesuai dengan lingkar pergelangan tangan pembeli. Ia juga memiliki patokan sendiri untuk ukuran sedang.

Setelah tali paracord dipotong, dipasang stopper agar lebih rapi. Baru kemudian satu per satu charms dimasukkan. Merangkai charms juga tidak harus dengan bentuk sama.

Namun, ia selaraskan model saja, seperti charms pertama dan terakhir bentuk bebas tanpa liontin, baris kedua pakai liontin, dan tengah-tengah charms berbentuk bulat.

Kemudian tali satin dipasang di tiga titik, untuk menaham charms agar tetap di tengah, dan charms untuk menyatukan dua ujung tali paracord serta untuk menyesuaikan longgar tidaknya pergelangan tangan sesuai yang diinginkan.

”Kalau sudah terbiasa cepet kok, tidak sampai 10 menit sudah jadi,” katanya.

Baca Juga: Lebaran, Perajin Songkok Asal Desa Jatigedong Jombang Ini Panen Cuan

Sebelum ramai gelang paracord, ia juga suka membuat gelang manik-manik, yang dijual satu set bersama cincinnya. Itupun sejarahnya juga sama seperti paracord, mulanya bikin untuk dipakai sendiri, karena banyak teman yang naksir, akhirnya dibuat dalam jumlah banyak.

”Kalau itu lebih murah Rp 15 ribu per satu setnya, gelang dan cincin, karena tidak pakai tali paracord,” ungkapnya.

Ke depan, Lovely ingin menjajakan gelang buatannya lebih banyak lagi. Kini ia ngebut produksi banyak model, untuk dijual di car free day.

”Orang tua mendukung, bahkan kadang bantu antar COD, asal tidak mengganggu jam belajar dan sekolah,” jelas pungkas warga Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan ini. (wen/naz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *