BisnisPotensi

Sudah Ada Sejak 1975, Desa Segodorejo Jombang Jadi Sentra Kampung Kerupuk Uyel

×

Sudah Ada Sejak 1975, Desa Segodorejo Jombang Jadi Sentra Kampung Kerupuk Uyel

Sebarkan artikel ini
Kepala Desa Segodorejo Sanip saat melihat proses penjemuran kerupuk uyel di salah satu produsen.

Desakita.co – Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang sejak lama dikenal sebagai kampung kerupuk.

Banyak warga desa yang bergelut di usaha produksi kerupuk ini. Mayoritas jenis kerupuk uyel dan kerupuk iris.

Teksturnya empuk dengan cita rasa khas. Tak heran, kerupuk uyel Segodorejo banyak digemari dan pemasarannya hingga luar Jawa.

Kepala Desa Segodorejo Sanip mengatakan, produksi kerupuk di desanya ada sejak 1975 silam.

”Karena hasil usahanya sangat menjanjikan, banyak warga yang ikut berkecimpung di usaha kerupuk,” tuturnya.

Saat ini, terdapat 17 titik produsen kerupuk uyel mulai skala kecil, menengah hingga skala besar.

“Produsen kerupuk tersebar di empat dusun, yakni Dusun Segodorejo, Banjarejo, Pengalangan dan Dusun Tulungrejo,” tambahnya.

Pemerintah Desa Segodorejo juga berperan aktif dalam mendukung para produsen kerupuk.

Mulai dari pemberian pelatihan wirausaha menggandeng dinas terkait, fasilitas pinjaman dan tambahan modal usaha melalui BUMDes.

Termasuk menjadikan kerupuk sebagai produk unggulan desa saat ada gelaran pameran potensi desa.

Banyak warga yang menggantungkan mata pencahariannya dari usaha kerupuk uyel ini.

Untuk satu titik produsen kerupuk, dapat memberi mata pencaharian kepada sejumlah warga.

“Dalam satu pabrik dapat mempekerjakan puluhan orang sebagai tenaga produksi,” ujarnya.

Selain menjual kerupuk uyel dalam ukuran standar, produsen juga menerima pesanan khusus besar dan jumbo.

Menurut Heru Susanto, 38, salah satu produsen kerupuk uyel, menuturkan proses pembuatan kerupuk diawali dengan tepung terigu yang dimasak dalam air hingga menjadi bubur adonan.

Kemudian dimasukkan ke dalam mesin pengaduk dan ditaburi tepung tapioka hingga kalis. Baru dimasukkan ke mesin pencetak.
Setelah bentuk cetakan kerupuk jadi, kemudian dikukus selama 15 menit dan dijemur selama satu hingga dua hari bergantung cuaca.

”Untuk harga jual, kerupuk berukuran kecil dijual kiloan. Untuk krecekan Rp 15 ribu per kilogram, tapi kalau sudah digoreng Rp 26 ribu per kilogram,” pungkasnya. (dwi/bin/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *