Desakita.co – Tingginya intensitas hujan beberapa waktu lalu membuat petani blewah di Jombang gagal panen.
Banyak tanaman rusak hingga harga jualnya anjlok.
Seperti yang dirasakan Sutikno, 65, petani asal Dusun Turi, Desa Purisemanding, Kecamatan Plandaan.
Ia dan banyak petani lainnya, harus menanggung kerugian akibat hujan yang datang terlalu cepat.
’’Langsung terasa dampaknya kemarin. Banyak tanaman buah seperti garbis yang tidak bisa kena hujan. Jadinya langsung rusak,’’ ungkapnya.
Hujan deras datang saat tanaman garbisnya usia hampir 50 hari.
Di usia itu, garbis sudah mulai berbuah, meski belum bisa dipanen maksimal.
Baca Juga: Diuguyur Hujan Berhari-hari, Tanaman Jagung dan Cabai di Desa Plabuhan Jombang Tumbuh Tak Normal
’’Kemarin itu garbis baru umur 48, belum siap panen, menunggu lima harian. Tiba-tiba hujan, ya akhirnya rusak,’’ jelasnya. Banyak buah yang mengalami pembusukan.
Hujan seringkali membawa jamur yang menyebabkan muncul belang.
’’Begitu hama kresek muncul mengenai daunn, pasti mati sama buahnya,’’ terangnya.
Kondisi paling parah terjadi di Dusun Turi sebelah utara. Banyak petani terpaksa membuang garbisnya karena tak lagi bisa dipanen.
Hujan juga membuat tikus keluar dari sarangnya di dalam tanah. Kondisi itu membuat banyak tanaman petani rusak.
’’Tidak bisa panen, karena garbisnya sudah bolong-bolong digerogoti tikus,’’ bebernya.
Tanaman yang masih selamat juga tak bisa mendapatkan panen maksimal.
Selain busuk, kondisi buah yang tak baik juga membuat harganya turun.
’’Biasanya banon 150 bisa empat ton, ini maksimal tiga ton. Bahkan yang cuma 1,2 ton.
Yang hanya enam kuintal juga ada. Harganya dari Rp 3.500 perkilogram, turun jadi Rp 1.500,’’ ungkapnya.
Gangguan panen itu juga diakui Kepala Dinas Pertanian Jombang, M Rony.
Dari data yang dimiliki Disperta Jombang, ada 110 hektare sawah dengan tanaman garbis yang terdampak kerusakan akibat hujan di Kecamatan Plandaan.
’’Lokasinya tersebar di Desa Gebangbunder, Kampungbaru, Purisemanding yang terbesar. Juga Desa Bangsri dan desa Plandaan,’’ bebernya.
Dari pendataan awal, seluruh tanaman mengalami kematian akibat hujan deras.
Sayangnya, pemerintah tak bisa mengalokasikan bantuan untuk mereka karena status tanamannya.
’’Nggak ada bantuan. Sementara hanya padi rusak yang dapat bantuan.
Karena faktor anggaran terbatas. Selain padi juga bukan termasuk tanaman utama,’’ tuturnya. (riz/jif/ang)