Potensi

Harga Jual Gabah Terus Merosot, Petani di Desa Kepuhkajang Jombang Ungkap Harganya Jadi Segini

×

Harga Jual Gabah Terus Merosot, Petani di Desa Kepuhkajang Jombang Ungkap Harganya Jadi Segini

Sebarkan artikel ini
DIPANEN: Petani di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Jombang memanfaatkan mesin combine untuk memanen padi ditengah harga gabah cenderung turun.

Desakita.co – Memasuki awal panen padi, sejumlah petani resah lantaran harga jual gabah yang terus mengalami penurunan.

Awal Juli lalu harga per kilogram gabah kering panen (GKP) di kisaran Rp 7.000, saat ini merosot di kisaran Rp 6.400 per kilogram. Petani waswas penurunan harga jual gabah akan terus berlanjut.

Salah satunya diungkapkan Kusnandar, petani asal Dusun Kajangan, Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak mengatakan, saat ini tanaman padi di wilayahnya rata-rata sudah panen.

Gabahnya dijual ke penebas. Harganya Rp 6.400 per kilogram.

Berbeda dengan awal Juli lalu, harga per kilogramnya GKP menyentuh Rp 7.000.

”Hampir tiap hari terus turun, hari ini (kemarin) saya jual Rp 6.400 per kilogram dari sawah,” tutur dia.

Dia menyayangkan dengan harga gabah tiap musim panen tak pernah stabil.

Baca Juga: Penentuan HPP Gabah Kering Versi Pemerintah Belum Berlaku, Petani di Desa Pagertanjung Jombang Sambat Harga Gabah Turun

”Kalau bisa harga ini stabil, misalnya awal Rp 7.000 per kilogram, terus segitu. Tapi ini kenapa malah terus turun tiap hari,” imbuh Sunandar.

Sebagian gabah ia sisakan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga.

”Yang dibawa pulang sedikit, lebih banyak dijual karena buat kebutuhan tanam lagi,” tutur dia.

Hal senada diungkapkan Gunari, petani lainnya.

Saat ini harga jual gabah kering di angka Rp 6.400 per kilogram.

”Bisa-bisa Agustus tambah turun, jangan sampai seperti panen April kemarin, harganya sampai Rp 4.800-Rp 5.000 per kilogramnya,” ujar Gunari.

Rata-rata petani setempat menjual hasil panen langsung ke tengkulak. Harganya juga variatif.

Mengikuti harga yang disodorkan masing-masing tengkulak. ”Biasanya dari tengkulak nanti dibawa ke gudang di Pagu (Kabupaten Kediri),” kata Gunari.

Baca Juga: Panen Melimpah, Harga Gabah Justru Menurun, Petani di Desa Gondangmanis Bandarkedungmulyo Jombang Ungkap Penurunannya

Sementara itu, Jamal salah satu tengkulak mengakui, tren harga gabah sejak awal bulan hingga akhir Juli terus turun.

”Dari atas atau pabrik itu Rp 6.600 per kilogram, kalau saya ambil ke petani-petani Rp 6.400 per kilogram,” kata Jamal.

Gabah-gabah yang ia beli dari petani dijual kembali ke Kabupaten Kediri.

”Sebelumnya itu sempat Rp 7.200 di tingkat petani,” imbuh salah satu warga Desa Gempollegundi, Kecamatan Gudo ini.

Dia tak menampik, tiap musim panen raya, harga gabah fluktuatif. ”Karena barangnya mungkin banyak, sehingga harganya juga ikut turun,” kata Jamal.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang M Rony mengakui, musim tanam kedua sebagian besar sudah memasuki panen padi. Puncaknya diprediksi berlangsung pada Agustus nanti.

Rony tak menampik tren harga gabah harga gabah kering panen (GKP) atau gabah kering sawah (GKS) cenderung turun jika dibandingkan awal Juli lalu.

”Jadi laporan terakhir kami terima sempat Rp 7.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp 6.800 per kilogram,” kata Rony.

Dijelaskan, pemerintah sudah menetapkan soal harga gabah petani melalui HPP (Harga Pembelian Pemerintah).

Baca Juga: Harga Gabah Merosot, DPRD Jombang Minta Bulog Serap Gabah Petani

”Untuk GKP HPP Rp 6.000 per kilogram dengan syarat ketentuan berlaku, kadar airnya 14 persen dan sebagainya,” ujar dia.

Meski demikian, diakui harga gabah di tingkat petani terus mengalami penurunan.

Terlebih ketika sudah mendekati panen raya. ”Masalahnya sekarang, ketika swasta bergerak lebih masif dari pemerintah yang dapat barang banyak itu dari swasta,” tutur Rony.

Sehingga berpengaruh ke harga tingkatan petani.

Meski pemerintah sudah menetapkan HPP, barang lebih banyak dikuasai swasta.

”Seharusnya komoditas beras ini dikuasai pemerintah, baru nanti bisa menguasai harga,” ujar dia.

Sebab, pengalaman sebelumnya fluktuasi harga gabah begitu tajam. Dalam sehari mengalami penurunan drastis.

”Lalu yang mengendalikan harga ini siapa, pasti pasar. Ini pasar siapa yang menguasai? Harusnya pemerintah juga turun,” kata Rony. (fid/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *