Desakita.co – Petani kopi Wonosalam mulai tertarik membudidayakan kopi jenis liberika.
Di Wonosalam populasinya tak sebanyak jenis kopi ekselsa, robusta, dan arabika.
”Warga di sini menyebutnya kopi nangka, karena daun dan bijinya cenderung besar dan lonjong,’’ ujar Sampiyo, petani kopi asal Dusun Sumber, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, kemarin (30/10).
Dijelaskan, untuk budi daya liberika dia memilih menerapkan teknik sambung.
Selain lebih cepat produksi, teknik tersebut juga efisien dibandingkan menanam dari biji.
”Ada beberapa pohon yang mulai saya sambung dengan liberika. Jadi ini satu tahun sudah mulai panen,’’ papar dia.
Salah satu alasan, dirinya tertarik membudidayakan kopi liberika karena harganya cenderung stabil di angka Rp 100 ribu ke atas per kilo gramnya.
Itu disebabkan, tak banyak petani di Wonosalam yang memiliki pohon liberika.
”Kopi liberika cenderung stabil harganya di angka Rp 100 ribu lebih.
Baca Juga: Unik! Awali Musim Panen Kopi, Warga Desa Carangwulung Jombang Punya Ritual Turun Temurun
Berbeda dengan jenis lain, kadang turun, kadang naik mengikuti harga pasar,’’ papar dia.
Untuk perawatan kopi liberika, diakui juga tak sulit.
Petani cukup memberikan pupuk kompos secara rutin agar tanaman subur. ”Kalau perawatan sama saja dengan lainnya, mungkin pupuk yang diberikan harus rutin agar subur,’’ pungkasnya. (ang/naz)
Respon (4)