Potensi

Menelusuri Situs Goa Made di Desa Made, Kudu Jombang (2): Bisa Dimasuki Manusia, Diduga Tempat Persembunyian Saat Perang

×

Menelusuri Situs Goa Made di Desa Made, Kudu Jombang (2): Bisa Dimasuki Manusia, Diduga Tempat Persembunyian Saat Perang

Sebarkan artikel ini
Kondisi situs Goa Made tahun 2023 (foto diambil 2 November 2023)

Desakita.co – Meski banyak interpretasi soal Goa Made, di Desa Made Kecamatan Kudu Jombang, salah satu interpretasi yang paling kuat diantaranya adalah fungsinya yang merupakan tempat persembunyian untuk pembesar alias petinggi kerajaan saat terjadi perang.

Hal itu, diutarakan Arkeolog Museum dan Cagar Budaya Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wicaksono Dwi Nugroho.

Menurut dia, fungsi bunker pada Goa Made bisa ditelusur dari bentuknya. Dengan struktur goa yang berukuran tinggi sekitar 2×1,5 meter membuat situs itu jadi lokasi yang bisa dimasuki manusia.

“Tidak ada mata air besar di sana, meski ada air tingginya hanya se mata kaki,” lanjutnya.

Menurut dia, di lokasi Situs Goa Made juga ditemukan pada banyaknya temuan tembikar dan porselin kuno.

”Dan tak sekadar porselin biasa, itu porselin mewah dari Dinasti Tang, abad ke 10-11, meskipun ada temuan juga porselin dari Dinasti Ming namun tidak dominan dan sedikit,” tambah pria yang ikut terlibat dalam ekskavasi Situs Goa Made 2007 itu.

Temuan itu, mengindikasikan adanya bangunan semacam permukiman di atas Goa Made.

Diduga kuat, bangunan di atas Goa ini adalah bangunan yang terbuat dari bahan organic.

“Semacam kayu begitu, dengan sebaran porselin mewah yang menyebar luas 5 -10 hektare, maka menurut saya itu permukiman spesial tentunya,” lontarnya.

Menurut dia, di sekitar Goa Made merupakan struktur mandala, atau kompleks karesian atau bahkan kadewaguruan kuno.

Sedangkan bangunan Goa itu, berada tepat di bawah bangunan hunian dari kayu.

“Itu menjelaskan mengapa ada beberapa pit atau lubang ventilasi yang dibangun setiap jarak 8-10 meter di dalam lubang.

Ventilasi ini mengarah ke atas, sehingga difungsikan untuk lubang udara bisa masuk,” tambahnya.

Dengan temuan porselin mewah dan lokasinya yang dekat dengan Gunung Pucangan, Wicak menduga bangunan itu juga bukan untuk rakyat jelata.

“Dugaannya dari abad ke 10 sampai abad ke-11 bangunannya, artinya berhubungan dengan Airlangga.

Dan itu lubang persembunyian dalam perang. Kalau sekarang seperti lorong di Gaza itu mungkin, meskipun tentu butuh penelitian lebih lanjut lagi” pungkasnya. (riz/ang/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *