PemerintahanUncategorized

Mangkrak Bertahun – tahun, Deretan Koperasi Unit Desa di Jombang Ini Mati Suri

×

Mangkrak Bertahun – tahun, Deretan Koperasi Unit Desa di Jombang Ini Mati Suri

Sebarkan artikel ini
MANGKRAK: Bangunan KUD di Desa Kayen, Kecamatan Bandarkedungmulyo ditumbuhi semak belukar.

Desakita.co – Di tengah semangat pemerintah yang akan mendirikan Koperasi Desa merah Putih, banyak koperasi unit desa (KUD) yang kini kondisinya memprihatinkan.

Sebagian sudah tidak beroperasi, sebagian juga masih aktif.

Salah satunya KUD Mulyo Sari di Desa Kayen, Kecamatan Bandarkedungmulyo yang sudah sejak tujuh tahun terakhir mati. Kini gedungnya mangkrak mulai lapuk.

Pantauan di lokasi, KUD Mulyo Sari berada di pinggir jalan kabupaten sudah tak lagi beroperasi. Bnagunan yang cukup megah itu terlihat kurang terawat dan mulai lapuk.

Halamannya banyak ditumbuhi semak belukar. Beberapa warga memanfaatkan halaman kosong untuk berjualan.

Saat dikonfirmasi, Camat Bandarkedungmulyo Hariyanto menyebut KUD itu sudah lama mati.

”Jadi sudah vakum hampir sejak tujuh tahun yang lalu,” kata Hariyanto kepada Jawa Pos Radar Jombang, Selasa (8/4).

Baca Juga: Pemkab Jombang Tunggu Juknis dari Pusat, soal Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih

Kali terakhir gedung itu difungsikan seingat dia, untuk pelayanan sementara kantor kecamatan setempat beberapa tahun lalu. ”Setelah itu sudah tidak ada kegiatan lagi,” imbuh dia.

Ditanya status koperasi, ia menyebut bukan unit usaha milik pemerintahan Desa Kayen.

”Jadi di luar pemerintahan desa, asetnya itu baik lahan dan bangunannya milik koperasi (KUD) sendiri,” ujar Hariyanto.

Kendati sudah lama mati, koperasi itu direncanakan akan dihidupkan lagi. Beberapa tokoh di kecamatan setempat sudah menggelar pertemuan hingga membentuk kepengurusan yang baru.

”Puasa (Ramadan) kemarin sudah dibentuk pengurus dan anggotanya, bolo-bolo kepala desa mau menghidupkan lagi. Kalau tidak salah namanya nanti jadi KUD NU Mulyo Sari,” tuturnya.

Hanya saja, Hariyanto sementara ini belum mengetahui pascadibentuknya pengurus baru itu ke depan bakal bergerak di bidang apa saja.

”Belum sampai ke sana, sampai hari ini (kemarin) bolo-bolo belum laporan lagi,” papar Hariyanto.

Disinggung rencana pemerintah membentuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, menurut Hariyanto, saat ini pemkab sudah menindaklanjuti itu hingga ke tingkat kecamatan.

Baca Juga: Siapkan 11 Posko Siap Siaga, PLN UP3 Mojokerto Pastikan Listrik Aman di Seluruh Desa Selama Lebaran

”Siang hari ini (kemarin) mau dirapatkan di pemda bahas Kopdes Merah Putih dan Sekolah Rakyat,” kata Hariyanto.

Selain itu, beberapa KUD lainnya juga terlihat mati suri. Misalnya KUD Sumber Bogasari di Kecamatan Megaluh, KUD di Kecamatan Tembelang, juga KUD Guna Mulya di Kecamatan Gudo.

”Masih ada pengurusnya, hanya memang kegiatan usahanya tidak seperti dulu, kalau sekarang kayaknya hanya bergerak di jasa pembayaran listrik,” terang Camat Gudo Arief Hidajat (8/4).

Disinggung terkait kegiatan koperasi di bidang pangan, menurut Arief sudah lama tidak lagi berjalan. ”Kalau kegiatan beras sudah mandek lama,” tandasnya.

Lain lagi di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang. KUD yang juga berada di pinggir jalan kabupaten ini masih aktif. Gedungnya juga masih terawat. ”Setahu saya KUD itu dulu pindahan dari Desa Sambongdukuh.

Di Banjardowo hanya ketempatan lokasinya saja,” kata Kades Banjardowo Syamsudin Arief.

Arief menambahkan, KUD tersebut bukan unit usaha milik Pemdes Banjardowo. Meski tak mengetahui persis, diakui koperasi itu sampai sekarang masih aktif.

Baca Juga: Kreatif, Warga Desa Wonosalam Jombang Olah Kotoran Cacing Jadi Pupuk Kompos Organik

”Kadang ada warga yang mengajukan surat keterangan usaha ke desa cerita, katanya mau menggadaikan BPKB untuk syarat pengajuan utang-utangan ke KUD. Bergeraknya mungkin sekarang di simpan pinjam,” ujar Arief.

Saat dikonfirmasi, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkop dan UM) Jombang Gatut Wijaya mengatakan, tak menampik beberapa KUD (koperasi unit desa) di Jombang sudah tak beroperasi.

Salah satunya karena sudah tak ada lagi fasilitas yang diberikan pemerintah. ”Jadi yang vakum ada, ada juga yang masih aktif. Cuma sekarang sudah tidak lagi dapat fasilitas dari pemerintah,” ujar dia.

Dijelaskan, selama ini KUD lebih banyak bergerak di sektor pertanian. ”Menyalurkan saprodi (sarana produksi) pertanian, mulai dari bibit, pupuk hingga obat-obatan serta pembelian hasil pertanian,” papar dia.

Sebab, KUD sebelumnya juga menyerap gabah milik petani. ”Jadi sebelum disalurkan ke Dolog atau sekarang Bulog itu harus melalui KUD dahulu,” tutur Gatut.

Ada juga KPTR (koperasi tebu rakyat), menurut Gatut, nantinya bakal direvitalisasi pemerintah pusat.

Baca Juga: Sejarah Koperasi Lumbung Rukun Tani, Warisan Ekonomi Rakyat Sejak 1930 Ditemukan di Lumajang

”Karena KPTR ini masih berada di bawah binaan PG (pabrik gula masing-masing),” ujar dia. Menurutnya, adanya KUD yang vakum salah satunya karena tak lagi mendapat fasilitas dari pemerintah.

”Sekarang sudah tidak dapat fasilitas dari pemerintah untuk menyalurkan saprodi dan tidak mendapatkan fasilitas pembelian gabah Bulog. Makanya dia tidak punya kegiatan, vakumnya sebenarnya karena itu,” ujar Gatut.

Meski tak disebutkan jumlah total KUD di Jombang, ia menyebut di setiap kecamatan di Jombang masih ada.

”Jadi begini, KUD itu di tiap kecamatan ada satu, ada juga dua. Tergantung jumlah penduduknya. Seperti di Bareng itu ada dua, Kecamatan Ngoro ada satu, dan Kecamatan Mojowarno ada dua KUD,” kata Gatut. (fid/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *