Desakita.co – Telur puyuh banyak digemari warga. Selain harganya murah meriah, rasanya juga gurih. Hal ini menginspirasi Pujiono Heru Santoso, 49, warga Desa Cangkringrandu, Kecamatan Perak mengembangkan produk telur puyuh asin asap.
”Saya baru merintis usaha pembuatan telur puyuh asin asap sekitar beberapa bulan yang lalu,” uangkapnya saat ditemui di rumahnya.
Pujiono menceritakan, ide membuat telur puyuh asin asap didapatkan dari konten YouTube. Setelah mempelajari konten cara pembuatan telur puyuh asin asap, ia tergerak untuk mencoba sendiri di rumah.
”Awalnya belajar dari YouTube, terus saya coba-coba buat dan ternyata berhasil,” terangnya.
Ia menyulap rumahnya jadi tempat produksi. Bagian dapur rumahnya, ia fungsikan jadi tempat fermentasi telur puyuh untuk pengasinan. Sementara emperan rumahnya, jadi lokasi pengasapan.
Baca Juga: Unik, Kerajinan Pot dan Patung di Desa Jogoloyo, Sumobito Jombang Ini Gunakan Pasir Lumajang, Hasilnya Keren dan Awet
”Jadi pembuatannya itu prosesnya panjang, bisa memakan waktu paling tidak tujuh hari sampai jadi,” lontarnya.
Pertama-tama ia harus mempersipakan bahan baku, yakni telur puyuh yang ia dapatkan dari hasil budi daya sendiri. ”Telut puyuh setiap hari saya panen sendiri, jadi tidak perlu ambil atau beli dari bakul,” ungkapnya.
Setelah bahan baku siap, proses selanjutnya mencuci telur puyuh sampai bersih, selanjutnya dilakukan pengasinan. Ia memanfaatkan wadah toples yang dilapisi plastik dan diisi garam dan air.
”Kalau sudah, telur ini nanti difermentasi di sana, proses ini yang paling lama, sampai benar-benar siap itu butuh waktu tujuh hari,” lontarnya.
Setelah melalui pengasinan, telur itu kemudian harus kembali dicuci dan disortir. Untuk proses ini, Heru menggunakan sebuah lampu kecil untuk melihat kondisi telur setelah diasinkan.
”Kalau waktu disenter itu bersih, berarti telurnya aman, kalau ada bayangan di dalam telur, berarti harus dibuang itu telurnya,” imbuhnya.
Setelah proses sortir selesai, ia pun kemudian memprosesnya lebih lanjut dengan pengasapan. Proses ini dilakukan menggunakan sebuah alat yang ia buat sendiri yang ia letakkan di depan rumahnya. Dengan bahan bakar sabut dan batok kelapa, proses ini membutuhkan waktu hingga 3 jam dengan kondisi asap tetap stabil.
”Jadi, pengasapan ini untuk membuat warnanya jadi cantik, sekaligus pematangan, jadi telur bisa langsung dimakan tanpa perlu direbus lagi,” lontarnya.
Telur yang sudah matang, akan berwarna kecokelatan dengan aroma khas karena efek pengasapan. Meskipun tak menggunakan bumbu apa pun, rasa telur ini sudah sangat gurih dan nikmat.
”Kalau sudah nanti dibersihkan pakai lap kemudian dikemas. Satu kotak itu isinya 20 butir telur, dijual dengan harga Rp 20 ribu,” lontarnya.
Meski terhitung usaha baru, Heru berhasil mengembangkan pasarnya secara luas. Tak hanya dijual di Jombang, telur puyuh asin asap buatannya ini sudah dijual juga di sejumlah toko lain di beberapa kota di Jawa Timur hingga DIY. ”Yang terakhir kemarin sampai di Jogja,” bebernya. (riz/naz)