Pemerintahan

Inovatif! Guru Asal Jombang Ini Ciptakan Metode ESS untuk Belajar Bahasa Inggris

×

Inovatif! Guru Asal Jombang Ini Ciptakan Metode ESS untuk Belajar Bahasa Inggris

Sebarkan artikel ini
Neneng Faidah (kanan) saat menerima penghargaan.

Desakita.co – Seorang pendidik dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam mengajar.

Begitu yang dilakukan Neneng Faidah SPd MPdI, guru MI Sulaimaniyah Kauman Mojoagung.

Ia berhasil menciptakan metode pembelajaran ESS (English Stop Station).

Melalui metode ESS, proses belajar menjadi menyenangkan.

”Saya menciptakan metode pembelajaran ESS (English Stop Station).

Dengan ESS anak-anak jadi semangat belajar,” kata Faid, sapaan akrabnya.

Faidah mengajar di MI Sulaimaniyah sejak 2010. Ia merupakan salah satu alumni MI Sulaimaniyah. Faidah berkisah, dulu ia bukan siswa yang berprestasi, hingga dijauhi teman-temannya karena tidak bersinar.

Saat masih belajar di MI Sulaimaniyah, ia tidak pernah masuk 10 besar. Dari situ, semangat belajarnya meningkat mulai duduk di bangku MTsN 10 Jombang. Hingga prestasinya melesat menjadi peringkat 1 dan 2.

”Di MTs selalu peringkat 1, kalaupun meleset ya peringkat 2,” katanya.

Baca Juga: Profil Muslihah Faiqotul Himmah Guru MAN 9 Jombang, Sosok Inspiratif Getol Ikuti Workshop

Semangat belajarnya yang tinggi membuatnya semakin cemerlang.

Di MA Assulaimaniyah Mojolegi, ia selalu menjadi bintang kelas selama tiga tahun.

Tamat MA, ia melanjutkan pendidikan S1 di Universitas PGRI Jombang (UPJB) jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

Lulus tahun 2010, ia masih meraba-raba masa depannya. Sesaat setelah lulus, ia mendirikan lembaga bimbingan belajar (LBB) bersama temannya sambil mengajar di MI Sulaimaniyah Kauman Mojoagung.

Setelah dua tahun berjalan, ia memilih meninggalkan LBB yang ia dirikan karena jadwal mengajar di MI semakin padat.

Karena merasa masih kurang dalam menimba ilmu, ia memutuskan kuliah pascasarjana di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang jurusan PAI, dan lulus tahun 2015.

”Saya merasa jenjang karier saya masih panjang, saya juga masih muda saat itu, mumpung masih semangat, saya semangat pula untuk menambah ilmu, biar semakin siap menghadapi masa depan,” jelasnya.

Ia juga telah mengantongi sertifikasi pendidik yang didapatkan tahun 2021. Kini Faidah mengajar sebagai guru kelas 3 dan guru mapel Bahasa Inggris di MI Sulaimaniyah.

Baca Juga: Dr Hj Saadatul Athiyah MPd Sosok Wanita yang Utamakan Kedisipinan dalam Memimpin

Menurutnya, salah satu motivasi terbesarnya untuk menjadi guru berprestasi adalah sosok Kepala MI Sulaimaniyah, Nur Zakiyah MPdI. Faid yang sudah berada di zona nyaman, tidak memiliki ketertarikan mengikuti berbagai kompetisi.

”Kepala madrasah yang mendorong saya untuk mengikuti berbagai lomba, alhamdulillah selalu dapat juara,” jelasnya.

Faid berhasil menjadi juara 2 guru berprestasi tingkat MI yang diadakan Kemenag Jombang tahun 2019 lalu. Dari situ banyak kompetisi yang ia ikuti.

Menjadi juara 1 lomba video pembelajaran inovatif mapel Bahasa Inggris yang diadakan LP Maarif NU Pusat.

Saat itu ia mengkampanyekan metode belajar yang ia ciptakan sendiri, yang dikenal dengan ESS (English Stop Station), yang dikombinasikan dengan motode belajar digital.

Metode belajar tersebut membagi tiga tingkatan dalam belajar.

Yaitu C1 level paling mudah, yaitu dengan hafalan. C1 diberikan dengan menggunakan kertas dan pensil.

Jika C1 sudah terlewati, siswa diajak naik ke C2, yaitu level tengah. Di mana siswa diajak untuk pengaplikasian C1 dengan menggunakan LCD proyektor.

Jika C2 tuntas, maka siswa menghadapi C3, yaitu komunikasi metode belajar C1 dan C2 dikomunikasikan secara vokal atau komunikasi.

”Saya mengambil materi prepositions of place, pada C3 saya mengajak siswa belajar dengan QR code,” jelasnya.

Baca Juga: Hanifah Atmi Nurmala Guru SMAN Ploso Asal Desa Kabuh Jombang, Sosok Wanita Sukses Karir dan Keluarga

Metode tersebut juga bisa dimodifikasi pada mata pelajaran lain. ”Karena pada prinsipnya, belajar harus dimulai dari yang mudah dulu, bertahap ke yang sulit sesuai kemampuan siswa, jadi itu yang biasa saya lakukan,” jelasnya.

Namun dalam memilih lomba, Faid selalu memilih untuk mengikuti lomba yang dirasa ia mampu mengikutinya.

”Seperti lomba video, saya tidak mau, karena saya merasa itu bukan keahlian saya, sedangkan lomba kemarin kan tim yang ambil video, saya yang mengajar,” jelas wanita kelahiran Jombang, 5 November 1987 tersebut. (wen/naz)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *