Desakita.co – Bumi Wonosalam kental dengan pelestarian tradisinya.
Tak terkecuali, dalam sajian kuliner khas pedesaan yang masih terjaga sampai sekarang.
Salah satunya, ditemukan di Kampung Adat Segunung, yang terletak di Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam.
Di kampung berbasis ekowisata ini masih menyajikan berbagai kuliner pedesaan, misalnya botok tawon, sayur lompong hingga nasi tiwul.
Ketua Kampung Adat Segunung Supi’i mengatakan, kuliner ndeso adalah sudah menjadi ikon dari wilayah ini.
Selain sudah menjadi makanan sehari-hari warga setempat, kuliner ndeso juga wajib ada saat acara peringatan tradisi maupun hajatan warga.
”Kuliner ndeso seperti botok tawon, nasi tiwul, ampok jagung maupun nasi gulung adalah makanan kami warga kampung adat Segunung sehari-hari,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang kemarin.
Menurutnya, hal tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, ketersediaan untuk membuat masakan ndeso tersedia melimpah ruah di dusun ini.
Misalnya sayur lompong, dimana bahan utama tanaman talas tumbuh subur dimana-mana.
Mulai di pinggir sawah, sungai, pekarangan hingga di hutan.
”Talas ada dimana-mana dan melimpah. Bahkan, warga juga menanami di sawah dan sekitar rumah mereka,’’ jelas dia.
Selain talas, ada juga botokan tawon. Untuk jenis makanan seperti ini bahannya juga tak begitu sulit di dapat.
Sebagai kampung yang terletak di lereng Gunung Anjasmoro, keberadaan tawon liar cukup banyak.
”Untuk mendapatkan anak tawon sebagai bahan kuliner botok tawon, biasanya kita cari di hutan atau memesan milik warga yang memiliki penangkaran lebah,’’ jelas dia.
Selain itu, ada juga kudapan nasi gulung, nasi tiwul dan nasi jagung.
Olahan nasi itu, biasanya disiapkan saat acara traidisi. Seperti tradisi wiwit kopi, ruwah desa maupun suroan. ”Ya, olahan kuliner wajib ada saat acara tradisi,’’ tandasnya.
Fungsi dari kuliner ndeso itu, bukan sekedar disiapkan untuk sajian tamu.
Bahkan, beberapa kudapan memiliki filosofi tersendiri.
Seperti botok tawon misalnya, memiliki filosofi nya agar acara yang diadakan tidak sepi kehadiran tamu.
”Tawon itu hidupnya kan berkerumun, jadi botok tawon itu filosofinya agar acaranya meriah, banyak tamu, tidak sepi,’’ pungkasnya. (ang/naz)