Desakita.co – Jumlah warga yang terserang demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti sepanjang 2023 cenderung menurun dibandingkan tahun lalu.
Hingga Desember ini, Dinkes Jombang hanya menerima 19 laporan warga terserang DBD.
Kepala Dinkes Jombang drg Budi Nugroho mengatakan, sampai dengan akhir Desember ini pihaknya menerima laporan sebanyak 19 warga terserang DBD.
”Sampai dengan hari ini, jumlah kasusnya ada 19. Semua tertangani dengan baik, tidak ada yang meninggal,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang kemarin.
Dibandingkan tiga tahun belakangan, Budi mengakui jika jumlahnya menurun drastis.
Pada 2020 ada 142 kasus, 2021 ada 76 kasus, dan 2022 ada 117 kasus.
”Ya memang ada penurunan cukup signifikan,” tambahnya.
Budi menjelaskan sebanyak 19 kasus itu, tersebar merata di sejumlah wilayah.
Di antaranya, 3 kasus di Puskesmas Cukir dan Mojowarno, 2 kasus di Puskesmas Jabon dan Dukuhklopo, serta 9 kasus merata di beberapa puskesmas.
”Paling banyak menyerang anak-anak,’’ tambahnya.
Disinggung apa faktor menurunnya angka DBD tersebut? Budi mengatakan, salah satu yang paling mendominiasi adalah musim kemarau panjang.
”Musim kemarau sepanjang 2023 cukup lama. Sehingga membuat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD minim.
Selain itu, kami mengakui kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk hidup bersih dan sehat dan faktor lainnya karena imunitas masyarakat semakin meningkat,’’ tandasnya.
Budi mengakui, pihaknya juga sudah mulai melakukan antisipasi saat memasuki musim hujan ini.
Di antaranya menerbitkan surat edaran kewaspadaan dini terhadap DBD ke puskesmas, RS, dan organisasi perangkat daerah lainnya.
”Kemudian kita juga menyiagakan sarana dan prasarana di layanan kesehatan sebagai antisipasi lonjakan kasus DBD,’’ tandansya. (ang/naz/ang)