Desakita.co – Pemerintah Desa Bandung, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang memiliki harapan besar mengembangkan pasar desa yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lestari.
Itu dilakukan agar pendapatan asli desa (PADes) bisa meningkat.
Kepala Desa Bandung Anang Fauzi mengatakan, Desa Bandung memiliki tujuh dusun.
Meliputi Dusun Bandung, Dusun Sugihwaras, Dusun Randulawang Krajan, Dusun Randulawang Santren, Dusun Gebangmalang, Dusun Sumbersuko dan Dusun Tanggungan.
”Memiliki 11 RW dan 58 RT,” kata Anang kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Dijelaskan, potensi desa yang kini tengah jadi fokus pihaknya berkaitan pasar desa.
”Jadi, potensi yang akan kita kembangkan pasar desa, karena fikiran utama kami bagaimana caranya pasar desa selain pusat perdagangan juga pemasaran produk UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) warga desa kita,” imbuh dia.
Dikatakan, pasar desa yang berada di Jl Raya Bandung itu sudah berdiri sejak lama, tepatnya sejak 1995.
”Diprakarsai pak kades terdahulu Machfudz Mustofa, yang kebetulan juga merupakan ayah saya,” ujar Anang.
Dalam perkembangannya, pasar berkembang begitu pesat.
Agar pengelolannya lebih maksimal, pada 2015 dibentuklah BUMDes Lestari yang bertanggung jawab secara secara langsung mengelola pasar.
”Dan sekarang murni milik pemdes, Alhamdulillah perkembangan dari tahun ke tahun sangat bagus,” tutur dia.
Menurut dia, ada lebih dari 200 pedagang yang setiap harinya menjajakan barang dagangannya di pasar itu.
Tidak hanya menampung warga setempat, warga dari luar Desa Bandung juga turut berjualan.
”Mulai dari lapak, kios hingga lesehan. Ada warga yang di pekarangan rumah panen, misalnya pepaya atau daun salam hanya bermodal karung sak kemudian lesehan menggelar dagangan di pasar,” ujar Anang.
Aktivitas perdagangan di pasar yang terus tumbuh, tentunya berdampak positif bagi perekonomian warga, termasuk pendapatan asli desa (PADes).
”Semoga ke depan lebih berkembang, dan lebih besar serta mengangkat perekonomian desa, meningkatkan pendapatan desa,” tutur dia.
Sebab, kemandirian desa, lanjut Anang, sangat bergantung dari tingginya pendapatan asli desa.
”Jadi tidak boleh menggantungkan dari anggaran dana desa (ADD) ataupun dana desa (DD),” ucap Anang.
Salah satu opsinya, BUMDes Lestari sebagai pengelola pasar juga harus semakin berkembang.
”Kita ajak bekerja sama, kia carikan literasi bagaimana caranya berkembang, karena kita sudah memiliki modal yang sangat besar, yaitu pasar desa,” ujar dia.
Sebagai terobosan program, rencananya tahun depan di kawasan pasar dibangun pusat untuk pemasaran UMKM.
”Ke depan ada semacam showroom khusus UMKM, anggaran juga sudah diplot 2024 dan semoga terwujud,” kata Anang. (fid/naz/ang)