Desakita.co – Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat warga was-was. Salah satunya Sarto, 52, warga Dusun Kalianyar, Desa Gedongombo, Kecamatan Ploso yang sapinya tiba-tiba mati mendadak.
Akibatnya, ia merugi hingga belasan juta rupiah.
Ditemui di rumahnya, Sarto menceritakan gejala awal sapinya sebelum mati. ’’Sapi saya lemas. Tidak mau makan,’’ ujarnya kemarin (7/1).
Karena lemas, ia pun berinisiatif memberi makan dengan cara disuapi.
’’Waktu sapi saya tidak mau makan, terus saya suapin. Selang satu hari tiba-tiba sapi itu roboh, langsung kejang-kejang dan mati,’’ tambahnya.
Baca Juga: Wabah PMK di Jombang Kembali Merebak, 11 Ekor Sapi Mati dalam 2 Bulan
Selama bertahun-tahun memelihara sapi, baru kali ini dia mendapati kejadian semacam itu.
’’Saya kaget tiba-tiba mati mendadak begitu saja, kejadiannya sekitar pukul 20.00 WIB malam,’’ ucapnya.
Dia tak mengetahui secara pasti penyebabnya. Namun disinyalir sapinya mati akibat wabah PMK yang kini mulai merebak di Jombang.
’’Penyebab pastinya tidak tahu, tapi yang jelas takut dengan wabah PMK yang sekarang mulai meluas,’’ ungkapnya.
Akibat kejadian itu, Sarto mengalami kerugian hingga belasan juta rupiah. Sapinya itu rencana hendak dijual Rp 18 juta. ’’Rugi, mau bagaimana lagi,’’ ujarnya.
Baca Juga: Populasi Sapi di Jombang Capai 62 Ribu Ekor, Ini Langkah Dinas Peternakan Jelang Nataru
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Peternakan Jombang, Mochamad Saleh, belum bisa memastikan, sapi mati milik Sarto mati akibat PMK atau bukan.
’’Belum tentu PMK, karena pembinaan terakhir di wilayah Gedongombo saat itu zero, tidak ada hewan ternak yang terindikasi PMK,’’ urainya.
Pihaknya akan melakukan pengecekan di wilayah sekitar lokasi hewan ternak sapi yang mati mendadak tersebut.
’’Nanti akan ada petugas yang datang kesana untuk mengecek hewan ternak di sekitar lokasi, ada gak yang terindikasi PMK,’’ tandasnya. (ang/jif)