Desakita.co – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang juga memiliki cara sendiri untuk menggabungkan kesenian asli Jombangan dengan pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka di satuan pendidikan.
Saat ini, setiap Jumat, dinas P dan K memiliki agenda rutin, yaitu menggelar workshop bersama MGMP Bahasa Jawa dengan memanfaatkan gedung kesenian. Banyak kesenian yang dibahas dalam workshop tersebut, seperti sandur, tari remo, jula-juli Jombangan, serta wayang topeng jati duwur.
’’Harapan kami, outcomenya, mau menetapkan jula juli jombangan sebagai WBTB (Warisan Budaya Tak Benda),’’ kata Senen.
Lebih dari itu, ia ingin mengkombinasikan antara jula juli jombangan dengan jaranan dor masuk dalam kurikulum merdeka kearifan lokal.
’’Karena jula juli jombangan dan jaranan dor, hanya Jombang yang punya. Dan kami ingin seluruh peserta didik mempelajari dan melestarikannya,’’ jelasnya.
Melalui kurikulum merdeka juga, Senen ingin siswa mempelajari unggah-ungguh melalui tutur kata. Menurutnya, ini adalah salah satu upaya penanaman karakter kepada siswa. Dengan cara menerapkan program Kamis berbahasa Jawa.
’’Pada 2019, sebenarnya sudah ada program Kamis berbahasa Jawa, tetapi seiring berjalannya waktu kebudayaan dan kebiasaan ini hilang. Padahal tujuan kurikulum merdeka adalah membentuk karakter siswa dan salah satunya lewat unggah-ungguh berbahasa Jawa,’’ tegasnya. (wen/jif/ang)