Desakita.co – Kain seragam gratis dari tahun ke tahun menyisakan masalah. Tahun lalu, dalam satu lembaga kekurangan hingga belasan potong kain untuk siswa baru.
Komisi D DPRD Jombang berharap, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang mengevaluasi dan merencanakan secara matang pengadaan seragam tahun ini.
’’Saya harap, pemkab khususnya dinas terkait bisa merapatkan barisan, evaluasi semua kasus-kasus kemarin,’’ kata M Syarif Hidayatullah, wakil ketua komisi D DPRD Jombang, kemarin.
Ia minta agar Dinas P dan K tak sampai lambat dalam pendistribusian seragam. Juga memastikan semua siswa baru mendapatkan haknya. ’’Itu haknya siswa karena sudah dijamin pemkab,’’ tegasnya.
Kurangnya kain yang diterima sekolah atau madrasah tahun lalu jangan sampai terulang.
’’Harus dievaluasi, bagaimana menutup kekurangannya. Bisa jadi distribusinya yang bermasalah, hal-hal kecil harus diperhatikan,’’ bebernya.
Sejauh ini, Gus Sentot, sapaan akrabnya, mengaku belum pernah dilibatkan dalam hal evaluasi.
’’DPRD setau saya belum diajak evaluasi untuk seragam. Tapi itu masalah internal, kita hanya mengingatkan jangan sampai masalah kemarin terulang kembali,’’ urainya.
Anggaran kain seragam gratis untuk siswa SD/MI sebanyak Rp 2.292.580.000. Sedangkan untuk siswa SMP/MTs Rp 2.893.000.000.
Dalam aplikasi sirup (sistem informasi rencana umum pengadaan) dijelaskan, jadwal pemilihan penyedia dilakukan mulai Januari sampai Februari.
Sedangkan jadwal pelaksanaan kontrak dimulai Februari. Jadwal pemanfaatan barang targetnya Juni. ’
’Sesuai rencana ya seperti di sirup, mudah-mudahan prosesnya cepat,’’ kata Senen, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.
Saat ini, proses pengadaan seragam masih dalam tahap penyusunan kerangka acuan kerja (KAK). Sebelum nantinya mulai belanja melalui e-katalog.
’’Pengadaannya tanpa melalui proses lelang. Sama seperti belanja online, melalui e-katalog,’’ ucapnya.
Tahun ini, hanya kain seragam nasional yang diberikan. Merah putih untuk SD, hijau putih untuk MI, dan biru putih untuk SMP/MTs. Jumlahnya mengacu data tahun lalu.
’’Nanti menambah atau lebih kan tidak banyak,’’ katanya.
Teknis distribusinya juga sama seperti tahun lalu. Untuk SD dan MI didrop di wilayah kerja pendidikan masing-masing kecamatan.
Sementara untuk SMP dan MTs di drop di salah satu SMP negeri setiap kecamatan. Dan diberikan dalam bentuk potongan kain.
’’Targetnya, sama seperti sebelumnya, kain seragam bisa dirasakan manfaatnya untuk siswa mulai hari pertama masuk sekolah,’’ tegasnya. (wen/jif/ang)