Desakita.co – Banyaknya remaja yang terlibat masalah hukum disayangkan Dewan Pendidikan (DP) Jombang.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diminta serius untuk memperbaiki pendidikan karakter. Baik pada jenjang SD, SMP maupun SMA.
’’Usia SMP sederajat itu sedang merasa gagah-gagahnya, kalau ikut geng motor dengan membawa pedang,’’ kata Muhyiddin, ketua Dewan Pendidikan Jombang, kemarin.
Tugas sekolah memberikan pendidikan karakter kepada anak, agar tidak meresahkan masyarakat dengan tindakan-tindakan yang kurang baik.
Melalui kebijakan yang diberikan dinas pendidikan yang menaungi SD, SMP maupun SMA.
Pendidikan karakter menjadi tanggungjawab semua warga sekolah. Termasuk guru BP, kepala sekolah, komite sekolah, juga wali siswa.
“Selipkan pendidikan karakter di seluruh mata pelajaran, tidak hanya di mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) saja,’’ sarannya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen, mengatakan, pendidikan karakter sudah diberikan melalui mata pelajaran PAI, mulok kegaamaan maupun pendidikan diniyah.
Menurutnya, banyaknya kasus kenakalan remaja hingga ke ranah hukum biasanya dilatar belakangi keluarga yang tidak harmonis.
’’Seperti yang sudah-sudah, rata-rata berangkat dari keluarga yang tidak harmonis,’’ jelasnya.
Menurutnya, pendidikan karakter tidak hanya tanggungjawab dinas dan sekolah. Perlu pendekatan kepada orang tua, agar mengawasi anak ketika berada di luar sekolah.
Ia memastikan, seluruh anak yang terlibat masalah hukum tidak dikeluarkan dari sekolah. Namun proses hukum harus tetap diikuti.
’’Prinsipnya, mengeluarkan siswa itu tidak boleh. Karena pendidikan adalah hak siswa. Kalau terpaksa secara formal tidak bisa dilakukan, bisa diupayakan melalui pendidikan kesetaraan,’’ bebernya.
Dua anggota gengster yang terlibat masalah hukum dan masih duduk di salah satu SMPN di Kecamatan Jombang, Senen menegaskan, keduanya masih sekolah seperti biasa.
’’Proses hukum tetap dijalani. Sekolahnya tetap, sampai sekarang juga sekolah,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Jombang, Sri Hartati, meminta kepada seluruh sekolah agar memberikan pendidikan karakter di semua mata palajaran.
Mengajari anak untuk memiliki empati, memiliki rasa kasih sayang, sifat peduli, punya adab dan etika.
’’Ini keprihatinan kita semua, ketika mendengar pelajar terlibat masalah hukum. Pendidikan karakter tidak hanya tanggungjawab guru PAI, guru BK atau kepala sekolah saja. Semua mata pelajaran wajib menanamkan karakter yang baik,’’ tegasnya. (wen/jif/ang)