Potensi

Rasanya Enak dan Gurih! Warga Desa Sumberaji, Kabuh Jombang Punya Kebiasaan Unik Berburu Entung Jati di Hutan

×

Rasanya Enak dan Gurih! Warga Desa Sumberaji, Kabuh Jombang Punya Kebiasaan Unik Berburu Entung Jati di Hutan

Sebarkan artikel ini
DIBURU: Karti dan Sur Sulaimah menunjukkan entung jati yang baru saja didapatkan di kawasan hutan jati Desa Sumberaji, Kecamatan Kabuh, Senin (1/1).

Desakita.co – Sebagian warga mulai menyerbu hutan jati di Desa Sumberaji, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang Minggu (1/1).

Mereka berburu entung jati setelah beberapa hari terakhir mulai diguyur hujan.

Pantauan di lokasi sejumlah warga tampak berkerumun di hutan jati Kecamatan Kabuh.

Tangan mereka terlihat terampil mengorek tanah hingga memilah daun jati yang sudah kering dan campur tanah.

”Cari entung jati,” ujar Sur Sulaimah salah satu warga.

Sembari terus memilah daun jati, dalam waktu hampir bersamaan, ada  sekitar 10 orang lebih turut berburu entung.

”Pokoknya waktu hujan sudah turun, pasti banyak yang nyari entung,” imbuh dia.

Dikatakan, entung yang dicari itu biasanya berada di dua tempat. Antara di daun jati yang sudah mengering dan ada yang bercampur tanah.

”Ada juga di dalam tanah, makanya harus dicungkil dulu,” tutur Sulaimah.

Entung jati yang diburunya berwarna cokelat hingga cokelat tua dan kehitaman. Saat sudah didapat, biasanya entung akan menggerak-gerakkan tubuhnya.

”Semuanya masih hidup,” lanjut dia.

Beberapa warga yang lain juga beraktivitas sama. Tak hanya dari Jombang, warga dari Desa Kedungkumpul, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, juga turut berburu entung jati.

Maklum kawasan hutan jati ini memang merupakan wilayah perbatasan dua kabupaten.

”Sama keluarga, ada juga dari Jombang,” sahut Karti, pemburu entung lain.

Entung yang didapat itu akan dikonsumsinya sendiri. Tidak dijual.

”Kadang ada yang dijual, tergantung dapatnya banyak atau tidak, saya kemarin dapat setengah kilogram dimasak di rumah,” imbuh dia.

Ketika dikonsumsi, entung harus dibersihkan terlebih dulu sebelum dimasak sesuai selera.

”Kalau tidak digoreng ya dibuat tambahan sayur asam,” tutur Karti. Berbeda dengan entung yang dijual, maka akan langsung diambil tengkulak sendiri.

”Untuk musim kemarau kadang nyari belalang jati. Tapi agak susah, nyarinya harus di pohon, kalau entung lebih mudah, ada di bawah,” pungkasnya. (fid/bin/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *