DesaKita.co – Bagi Fachri Zainuar Anugrah, predikat juara 1 Duta Genre Jombang 2025 bukanlah hal yang mudah diraih.
Banyak pengorbanan dan upaya berat harus ia tempuh untuk mendapatkannya.
Mulai pengubahan pola pikir hingga harus pintar membagi waktu.
’’Kegagalan di tahun 2024, membuat saya banyak berpikir dan refleksi di ajang yang sama di tahun 2025 ini, yang paling utama adalah soal mindset,’’ terang siswa MAN 3 Jombang ini.
Baca Juga: Siswa MAN 3 Jombang Ini Sukses Sabet Juara 1 Putra Duta Genre 2025, Yuk Simak Kisah Perjuangannya
Ia mengaku sangat berapi-api saat ikut Duta Genre 2024. Ajang itu ia anggap sebagai kompetisi penuh yang harus ia menangkan.
’’Namun justru karena itu saya tidak berhasil, sehingga mindset itu mulai saya geser tahun ini,’’ imbuhnya.
Tahun ini, ia memandang pemilihan Duta Genre Jombang ajang mencari pengalaman dan belajar.
Ternyata, dengan mindset seperti itu ia justru lebih nyaman berproses hingga hasilnya maksimal.
’’Tahun ini saya lebih santai, niatnya ditata untuk cari pengalaman, karena toh kalau tidak menang saya dapat banyak hal di sana, dan ternyata malah jadi juara,’’ urainya.
Sementara bagi pendamping PIK-R Manteb MAN 3 Jombang PP Bahrul Ulum, Aris Daryati, raihan juara yang didapat Fachri itu juga dinilai sangat spesial untuk madrasah.
Setelah dua tahun pergi, akhirnya Fachri-lah yang berhasil kembali membawa piala itu ke MAN 3 Jombang.
’’Sejak 2022, setiap tahun kita jadi langganan juara sampai tahun 2025 ini,’’ ungkapnya.
Pada 2022 kontingen dari MAN 3 Jombang berhasil meraih juara 1 putra plus juara 2 putri Duta Genre Jombang. Sementara pada 2023, meraih juara 2 putra. Kemudian 2024 meraih juara 3 putri.
Baca Juga: Ingin Jadi Peneliti Andal, Warga Desa Mojokrapak Tembelang Jombang Ini Kuliah S3 di Jerman
’’Dan akhirnya piala juara 1 kembali ke MAN 3 Jombang tahun ini,’’ ucapnya.
Itu semua tidak dicapai dengan mudah. Para siswa yang jadi kontingen, adalah anak-anak yang benar-benar telah berupaya keras dan tekun untuk meraih juara.
’’Kuncinya memang harus pintar-pintar membagi waktu, karena harus ada tiga hal yang mereka pecah konsentrasinya, sekolah, pondok dan event ini,’’ jelasnya.
Aris sangat bersyukur anak-anak yang selama ini dipilih madrasah suka belajar dan belajarnya cepat.
’’Kami bimbingannya dengan cara memberi materi kepada mereka, untuk kemudian saat bertemu kita diskusikan, dan alhamdulillah berhasil dan efektif karena anaknya juga cepat belajar,’’ bebernya. (riz/jif)