Lifestyle

Sosok Zhafif Raissa Jaya Wardana, Siswa MAN 4 Jombang PP Mambaul Maarif Raih Juara 2 MTI Nasional

×

Sosok Zhafif Raissa Jaya Wardana, Siswa MAN 4 Jombang PP Mambaul Maarif Raih Juara 2 MTI Nasional

Sebarkan artikel ini

Desakita.co – Zhafif Raissa Jaya Wardana, siswa kelas 11 MAN Program Keagamaan (PK) MAN 4 Jombang Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar berhasil membuktikan dampak positif kecintaannya pada buku. Ia meraih juara dua Musabaqah Tarikh Islam atau olimpiade Sejarah Kebudayaan Islam tingkat nasional.

Remaja kelahiran Jombang, 4 Maret 2009 ini dikenal tekun belajar. Baginya, buku sudah seperti teman akrab yang selalu menemaninya di mana pun berada.

’’Saya ilustrasikan, buku adalah bantal bagi saya. Setiap saat saya bawa, tidak hanya buku sejarah tapi juga buku lain,’’ ungkap putra pasangan Edy Santoso dan Anis Nirmalasari.

Meski persiapan lomba hanya tiga pekan di madrasah, Zhafif mengaku tidak merasa berat. Sebab, kebiasaan membaca dan mendiskusikan materi sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari. Baik di madrasah maupun di asrama Hasbullah Said, asrama khusus MAN PK di lingkungan MAN 4 Jombang.

’’Saya suka membaca, lalu mengulanginya dengan diskusi kecil bersama teman agar lebih melekat di otak,’’ kata pelajar asal Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek.

Tidak jarang, Zhafif menghabiskan waktu belajar hingga larut malam. ’’Biasanya tidur pukul 21.00. Pukul 00.30 saya bangun belajar lagi. Di asrama memang tidak ada batasan jam belajar, tapi konsekuensinya pagi tidak boleh ngantuk,’’ ujarnya sambil tersenyum.

Ketekunan Zhafif dalam membaca buku berbahasa Arab juga berperan besar terhadap minatnya pada SKI. Menurutnya, bahasa Arab dan tarikh Islam memiliki korelasi erat. ’’Banyak referensi atau ensiklopedia sejarah yang berbahasa Arab yang saya baca. Jadi, saya bisa menyalurkan minat bahasa Arab melalui SKI,” jelasnya.

Selain juara MTI nasional, Zhafif juga tercatat pernah menjadi finalis lomba dai tingkat nasional di UIN Satu Tulungagung 2024. Serta peserta Olimpiade Bahasa Arab (OBA) tingkat Kabupaten Jombang 2025.

Dibimbing para guru seperti Ustad Ali Syahbana dan Ustadah Risyalah, serta dibawah arahan Moh Ilyas selaku kepala MAN 4 Jombang PP Mambaul Maarif, Zhafif berharap kecintaannya pada sejarah Islam bisa mengantarkannya memperdalam ilmu humaniora dan bidang-bidang yang berhubungan dengan sosiologi.

’’Dengan belajar sejarah, saya ingin mengembangkan pengetahuan di ranah ilmu pengetahuan humaniora dan hal-hal yang terkait sosiologi,’’ ungkapnya.

Ingin Jadi Guru, Bidik Kuliah di Qatar

Setelah sukses meraih juara dua Musabaqah Tarikh Islam (MTI) tingkat nasional, Zhafif Raissa Jaya Wardana, siswa MAN PK MAN 4 Jombang Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, kini mulai menatap masa depan dengan lebih cerah. Dia bercita-cita kuliah ke Qatar dan kelak berkarir sebagai pengajar.

Untuk mewujudkan cita-citanya, Zhafif sudah menyiapkan diri sejak dini. Selain mendalami sejarah kebudayaan Islam dan bahasa Arab, ia juga mulai mempersiapkan kecakapan bahasa Inggris.

’’Karena ingin kuliah di Qatar, saya harus mempersiapkan TOEFL dan TOAFL. Pernah ikut percobaan dengan menjawab soal-soal saja. Nanti kelas tiga akhir baru ikut tes yang sesungguhnya, karena ada program dari asrama,’’ jelasnya.

Kesungguhan Zhafif terlihat dari rutinitas belajarnya yang padat. Usai belajar dan persiapan lomba, ia masih meluangkan waktu khusus untuk hafalan Alquran,  pukul 00.30 hingga 03.00 dini hari. Hampir setiap hari ia beraktivitas tanpa tidur malam penuh. ’’Sering mencuri waktu tidur ketika jam istirahat siang, karena malam saya gunakan untuk hafalan,’’ ujarnya.

Kecintaan Zhafif terhadap bahasa Arab sudah tumbuh sejak duduk di MIN 4 Jombang dan terus berlanjut di MTsN 4 Jombang. Saat itu ia juga mondok di Asrama Sunan Ampel PP Mambaul Maarif Denanyar. Menurutnya, kunci memperdalam bahasa Arab adalah dengan pembiasaan.

Dari empat metode belajar bahasa Arab, yaitu Istima’, Kalam, Qiro’ah dan Kitabah, seluruhnya dia terapkan. Ia juga rutin menambah minimal lima kosa kata baru atau mufrodat setiap harinya. ’’Metode yang paling cepat menurut saya adalah melazimkan lima mufrodat baru setiap hari. Dengan begitu, perbendaharaan kata akan terus bertambah,’’ urainya.

Di MAN PK, program bahasa memang mendapat perhatian khusus. Ada pembimbing khusus di madrasah diniyah yang mengarahkan kemampuan bahasa Arab para santri. ’’Di asrama setiap hari kami juga belajar bahasa asing, baik bahasa Arab maupun bahasa Inggris,’’ tambah Zhafif.

Meski fokus pada sejarah dan bahasa Arab, Zhafif tidak menutup diri terhadap ilmu lain. Hanya saja, ia mengaku tidak semua bidang menjadi prioritas. ’’Belajar ilmu pengetahuan lain tetap saya lakukan, tapi tidak terlalu menjadi fokus saya,’’ ucapnya. (wen/jif)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *