Lifestyle

Sosok Djum’atin Guru MAN 4 Denanyar Jombang: Mengabdi Sejak 2002, Mudah Dekat dengan Siswa dan Peduli Lingkungan

×

Sosok Djum’atin Guru MAN 4 Denanyar Jombang: Mengabdi Sejak 2002, Mudah Dekat dengan Siswa dan Peduli Lingkungan

Sebarkan artikel ini

Desakita.co – Djum’atin SPd merupakan guru yang menjadi sosok ibu di madrasah. Ia dekat dengan semua siswa.

Djum’atin sering jadi teman curhat jika ada siswa mengalami masalah.

”Sering ada siswa yang curhat ke saya kalau ada masalah, saya enjoy dan senang menjalani itu semua sampai sekarang,” katanya.

Djum’atin memulai pendidikannya di SDN Jombang 1 (1980) yang kini telah beralih nama menjadi SDN Jombang 2, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Jombang (1983) dan SMAN Jombang (1986).

Setelah lulus SMA, ia kemudian kuliah di Unesa jurusan Geografi (1993). Lulus kuliah, ia tak langsung mengajar.

Itu karena ia belum mengantongi izin dari suaminya, M Zazuli SE. Ia fokus menjadi ibu rumah tangga selama 10 tahun.

Setelah anak-anaknya beranjak besar, tepatnya pada 2002, ia baru diperbolehkan untuk mengajar.

Baca Juga: Hanifah Atmi Nurmala Guru SMAN Ploso Asal Desa Kabuh Jombang, Sosok Wanita Sukses Karir dan Keluarga

”Segala sesuatu aktivitas yang saya lakukan, harus mendapatkan izin dari suami. Selama suami tidak mengizinkan, saya tidak akan berangkat, kalau suami mengizinkan baru keluar,” katanya.

Ia begitu menghormati suaminya sebagai seorang kepala keluarga, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan, rida suami hal yang pertama kali harus didapatkannya.

Selama 10 tahun fokus menjadi ibu rumah tangga dan mendidik anak-anaknya.

Menjadi seorang guru, baginya adalah tantangan baru. Ia kembali belajar menghadapi siswa dan belajar kembali tentang ilmu yang pernah ia pelajari sebelumnya.

Ia mengawali kariernya sebagai guru honorer di MAN 4 Jombang sejak 2002. Setelah mengabdi selama 15 tahun, pada 2016 ia baru diangkat sebagai guru PNS.

Djum’atin merupakan guru yang dekat dengan siswanya. Tak jarang, ia juga jadi teman curhat bagi siswanya.

Kedekatan itu, kemudian membuatnya mendapatkan tugas tambahan sebagai guru BK.

Baca Juga: Intip Profil Sunarsih Atlet Softball Nasional yang Kini Jadi Guru di SMPN Sumobito Jombang

Ia merupakan sosok ibu di madrasah. Kasih sayangnya, kedekatan, pengayoman, serta kenyamanan yang diberikannya pada siswa membuat ia dianggap sebagai sosok ibu di mata siswa. ”Kasus pertama itu saya mengatakan “aku ibumu” sehingga anak merasa nyaman, kalau ada masalah curhat,” jelasnya.

Menjadi seorang ibu di madrasah, lama-lama ia merasa nyaman, mendengarkan curhatan dari banyak siswanya, sekaligus memberikannya solusi.

”Sampai sekarang ada yang menganggap saya ibu. Yang tidak punya ayah ibu itu sering datang untuk curhat, karena sudah lama kangen datang, kadang sudah menikah mereka punya masalah kecil di keluarganya, itu curhat masalah rumah tangga,” ungkapnya.

Dengan menjadi guru, ia juga belajar banyak hal, termasuk menghadapi banyak siswa dengan berbagai sifat dan karakter.

Selain pelajaran, bagi Djum’atin, menjadi guru adalah sebuah tantangan, bahkan tak jarang, ia becermin terhadap siswa.

”Murid itu bisa jadi cermin untuk kita belajar menjadi orang yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu, kepada tiga putranya, Djum’atin membiasakan anak-anaknya untuk mandiri sejak dini.

Mengajak anaknya untuk hidup demokratis, mengutarakan jika ada masalah dan terbuka di depan keluarga.

Baca Juga: Profil Soeharto Ketua PMI Kabupaten Jombang: Perintis Berdirinya PMI Jombang, Aktif Sejak 1980

Ibu dari Adhe Reza Firmansyah ST, Ryan Maulana, dan Muchammad Rizaldi Ardiansyah, selalu mendidik ketiganya dengan menjunjung tinggi empati, kerja sama, menghargai orang lain dan disiplin. Sehingga tidak hanya bekal ilmu yang ia berikan melalui pendidikan formal, tapi memberikan bekal adab untuk ketiganya hidup di tengah masyarakat.

”Nilai karakter itu yang selalu saya tanamkan kepada anak-anak,” jelas nenek satu cucu itu.

Kedisiplinan itu juga berlaku bagi dirinya sendiri, melalui hal-hal yang sederhana, misalnya datang tepat waktu setiap hari. Sebab itu tidak hanya penting untuk dirinya, tapi juga memberikan contoh nyata kepada anak dan siswanya. ”Melatih disiplin tidak hanya teori, harus dicontohkan,” jelasnya.

DJUM’ATIN merupakan sosok guru yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Ia terlibat aktif dalam adiwiyata madrasah yang dimulai pada 2014. Berangkat dari situ, sejumlah inovasi ia lahirkan, untuk menciptakan lingkungan bersih dan meminimalisir sampah.

”Tahun 2014 saya terlibat dalam program adiwiyata kabupaten, tahun 2015 adiwiyata provinsi, dan 2016 adiwiyata nasional,” ungkap pelaksana program adiwiyata tersebut.

Menurutnya, mengikuti program adiwiyata tidak boleh dihilangkan karena merupakan kegiatan baik. Menurutnya, kebiasaan baik selama program adiwiyata merupakan keberhasilan atas kerja sama mitra.

Salah satu yang dipertahankan adalah pengelolaan bank sampah. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan menghidupkan Bank Sampah Berseri MAN 4 Jombang. Djum’atin juga pelaksana program Bank Sampah Berseri.

Dari inovasi bank sampah tersebut, kemudian lahir kembali program sedekah botol. Ia sendiri yang menjadi pelaksana program sedekah botol.

Baca Juga: Profil Lengkap Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo: Awali Karir Jadi Dosen Hingga Inspektur Khusus Kemendagri

Ia mengajak seluruh siswanya untuk membereskan sampah yang ada di lingkungan madrasah dengan cara bersedekah.

”Bersedekah itu manfaatnya besar, itu malaikat juga tidak akan diam, itu juga saya ajarkan kepada anak-anak jika ada sampah berserakan, saya suruh ambil lalu disedekahkan di beberapa titik tempat yang sudah ditentukan. Insya Allah malaikat mencatat sebagai amal,” ungkapnya.

Titik tempat sedekah sampah juga diletakkan di lokasi yang mudah dijangkau siswa, seperti di depan ruang tata boga, di wilayah kelas putri atau lokal selatan, di gedung ruang kelas baru (RKB), dan di lokal utara dekat kantor utama.

Tentu, selain mengajak, Djum’atin juga memberikan contoh kepada siswa untuk bisa mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan.

Ia juga merupakan pengelola kebun dan toga (tanaman obat keluarga) MAN 4 Jombang yang di dalamnya ada banyak jenis tanaman, seperti toga, sayur-sayuran. Ia ingin mengajak siswa bisa belajar mengenal banyak jenis tanaman tanpa perlu keluar dari area pondok.

Toga MAN 4 Jombang yang ia buat bersama timnya sekaligus tempat belajar bagi guru biologi, geografi dan lain sebagainya.

”Jumlah tanaman juga akan terus kami tambah,” jelasnya.

Kebiasaan mencintai lingkungan di sekolah tersebut juga diterapkannya di rumah.

Ia juga seorang nasabah Bank Sampah di RW 04 Perum Sambong Permai, Blok N, Nomor 1 yang berada di Desa Sambong Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Jombang.

Ia juga terbiasa membuat kompos di rumahnya yang digunakan untuk merawat tanamannya sendiri.

Keterlibatannya dengan kegiatan lingkungan tak lepas dari mata pelajaran Geografi yang diampunya. Di mana mapel tersebut juga membahas soal lingkungan.

”Jadi otomatis langsung klik saja, suka melihat pecinta lingkungan yang gigih, saya tertarik untuk melakukan hal itu terus-menerus, mengkampanyekan soal lingkungan, meski sulit tapi tetap harus dilaksanakan,” pungkasnya. (wen/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *