Desakita.co – Selain menyajikan pemandangan alamnya yang indah, Kecamatan Wonosalam juga memiliki banyak ragam kuliner yang asyik, salah satunya nasi babat.
Berbeda dengan nasi babat di daerah lain, nasi babat khas Wonosalam ini dibungkus daun jati sehingga rasanya lebih mantap.
Untuk merasakan sensasi kuliner tradisional ini, pecinta kuliner bisa mampir di warung milik Alina Dini.
Warung sederhana yang terletak di Dusun Pucangrejo, Desa/Kecamatan Wonosalam mudah ditemukan sebab lokasinya strategis, karena berada di tikungan jalan raya tepatnya sebelum SMKN Wonosalam.
”Saya awalnya terinpirasi dari banyaknya bahan yang melimpah. Mulai petai, daun jati, dan babat sapi lokal Wonosalam yang tersedia melimpah di sini,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Dijelaskan, babat sapi tersedia melimpah di Wonosalam. Ia biasa membelinya dari pasar maupun dari jagal sapi terdekat. ”Kebetulan Wonosalam kan sentranya ternak sapi, baik sapi pedaging maupun sapi perah,’’ jelas dia.
Untuk menyajikan kulinernya menjadi spesial, ia menggunakan daun jati sebagai pembungkus makanan.
Dipilihanya daun jati karena ketersediannya melimpah di Wonosalam.
Apalagi, daun jati memiliki ciri khas yang membuat makanan sedap dan harum.
”Daun jati di sini melimpah dan enaknya, tersedia gratis. Kita sebagai warga Wonosalam tinggal memetik di kebun baik milik sendiri/tetangga,” jelas dia.
Bungkus daun jati dinilai lebih bagus dibandingkan bungkus daun pisang.
Selain lebih banyak tersedia di alam, daun jati juga membuat masakanan lebih awet.
Kuliner nasi babat bikinan Alina terasa lengkap dengan tambahan petai segar. ”Kami tambahkan petai untuk lalapannya,’’ jelas dia.
Untuk menikmati seporsi nasi babat daun jati asli Wonosalam, pecinta kuliner tak perlu merogoh kocek dalam-dalam.
Sebab, per porsinya hanya Rp 15.000.
”Kalau untuk harga sendiri, kita sediakan terjangkau hanya Rp 15.000 ribu per porsi,” ujar dia.
Nasi babat daun jati, tersedia dalam dua varian. Yakni menggunakan nasi putih dan menggunakan nasi jagung.
”Harganya tetap sama,” tegasnya.
Dalam sehari, Alina bisa menjual hingga 200 porsi makanan.
Apalagi, saat musim durian seperti ini, pengunjung diakui meningkat seiring banyaknya wisatawan yang berburu durian Wonosalam.
”Apalagi kalau akhir pekan bisa ramai,” jelas dia. (ang/naz/ang)