Desakita.co – Suka belajar, Aulia Yudha Agustina, SPsi kini sedang mengikuti program master class untuk menjadi master trainer bersama SIF (Singapore International Foundation).
Ilmu yang telah ia pelajari selama tiga tahun terakhir itu bakal ia tularkan kepada sekolah binaan dan ke sesama guru bimbingan konseling (BK) di Kabupaten Jombang.
”Banyak yang saya pelajari di sana, tentang kesehatan mental remaja, parenting, dan lain sebagainya, kita dididik untuk menjadi supervisor sejawat,” kata Aulia.
Aulia kini tinggal di Desa Mojoduwur, Kecamatan Mojowarno. Ia memulai pendidikannya di MIN 4 Jombang, kemudian lanjut di SMPN 1 Peterongan, dan SMA Muhammadiyah 1 Jombang.
Ia melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. ”Saat ini saya sedang mengikuti program master trainer bersama SIF,” ungkap wanita kelahiran Jombang, 4 Agustus 1985 ini.
Aulia berjuang keras untuk bisa mengikuti pendidikan master class.
Tiga tahun lalu ada 100 guru BK di Jawa Timur ikut pelatihan SIF. Dididik oleh volunter atau pekerja sosial dari Singapura.
Setahun kemudian 100 orang diobservasi, dipilih lagi 22 orang untuk ikut program master class.
Baca Juga: Intip Profil Zulfikar Damam Ikhwanto: Sosok Aktivis, PNS, Pengusaha hingga Pengasuh Pondok di Jombang
Aulia satu-satunya dari Kabupaten Jombang. ”Pada 25 Mei besok, kami ada visit ke Singapura,” jelasnya.
Sebanyak 22 orang tersebut kemudian dibentuk dalam sejumlah kelompok. Masing-masing beranggotakan lima orang yang memiliki konsentrasi masing-masing.
Kelompok Aulia tentang kesehatan mental atau mental health.
”Kami punya program namanya LIVER (Little caregiver community), yang memuat tentang pengasuh kecil yang fokus menangani kesehatan mental remaja atau konselor sebaya,” jelasnya.
Setelah mengikuti visit ke Singapura, sekitar bulan Juni nanti ada kegiatan simposium. Aulia dan tim harus mempresentasikan program yang disusun.
”Sekarang sudah siap-siap bikin poster untuk presentasi,” jelasnya.
Jika ia dulu sebagai guru fokus mengimbaskannya kepada siswa.
Kini setelah ia menjadi pengawas, ia fokus menjadi trainer. Aulia juga sebagai ketua MGBK Kabupaten Jombang.
Ia akan mengimbaskan ilmu yang ia dapatkan ke anggota MGBK sebagai penerapan ilmu yang telah ia dapatkan. Juga akan diimbaskan pada Yayasan Patriot milik keluarga.
Aulia suka belajar. Ia juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan untuk pengembangan diri.
Baca Juga: Profil Sutarsih, Pendidik Asal Desa Tebel Jombang yang Dikenal Inovatif dan Multitalenta
Ia tercatat sebagai guru penggerak angkatan kelima, dan pengajar praktik angkatan 10 yang mendampingi enam guru penggerak di Kabupaten Jombang.
”Kalau kata fasilitator saya dari Singapura itu, energi saya lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, dan energi itu harus dimanfaatkan untuk pengembangan diri,” jelasnya.
Pengembangan diri yang ia lakukan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain yang ada di sekitarnya. ”Saya memang suka sekali menyemangati orang lain, mengajak orang lain untuk kegiatan kebaikan, jadi pengembangan diri itu tidak hanya untuk saya tapi juga untuk orang yang ada di sekitar saya,” jelasnya.
Aulia penyuka musik. Selama menjadi guru, ia sudah menciptakan tiga karya lagu. Sebagai pengawas atau pendamping SLB, ia juga ingin menciptakan karya lagu untuk anak berkebutuhan khusus (ABK).
”Ya saya suka musik, nyanyi, sinden, pembina paduan suara juga saya di SMKN Mojoagung dulu, tapi sementara ini masih vakum di musik,” kata Aulia.
Aulia merupakan salah satu guru berprestasi dari SMKN Mojoagung yang kini telah diangkat menjadi pengawas. Tugasnya alih jenjang dari SMK ke SLB. Ada 12 SLB negeri dan swasta yang didampingi.
Baca Juga: Dr Hj Saadatul Athiyah MPd Sosok Wanita yang Utamakan Kedisipinan dalam Memimpin
Merupakan hal baru bagi Aulia untuk berinteraksi intens dengan kepala sekolah, guru hingga siswa di PK-PLK (Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus).
”Saya bertemu dengan orang-orang baru, belajar lagi tentang hal baru, pendekatan antara SMK dan SLB pasti berbeda, karena guru yang mengajar siswa ABK pasti berbeda sehingga pendampingannya juga pasti berbeda,” jelasnya.
Menurutnya, menghadapi ABK juga berbeda dengan menghadapi siswa lainnya.
Guru, kepala sekolah, hingga pengawas harus menerima mereka sepenuhnya. Kesabaran lebih, dan pemahaman terhadap ABK.
”Kita harus bisa menerima mereka sepenuhnya, baru kita bisa berinteraksi dengan baik. Kita harus dapat membaca, dan lebih peka terhadap cara mereka berkomunikasi,” ungkap ibu dua anak tersebut.
Aulia yang suka musik ini berniat membuat lagu untuk ABK. Untuk memberikan semangat kepada ABK. ”Dengan lagu itu, menunjukkan jika ABK itu kuat dan hebat,” jelasnya.
Sejak dulu Aulia suka musik. Saat masih mengajar di SMKN Mojoagung, ia juga aktif sebagai pelatih paduan suara siswa. Ia memang suka menyanyi, bermain musik, hingga nyinden, dengan berbagai genre musik yang berbeda.
Ia bahkan berhasil menciptakan tiga karya lagu. Yang pertama, SMEKENMO Setia, yang diambil dari slogan SMKN Mojoagung, yang dituangkan dalam lirik lagu. Harapannya siswa memahami visi misi sekolah melalui lagu.
Ia juga membuat lagu tentang Meraih Harapan (Nyanyian Ki Hajar Dewantara) sebagai karya inovasi ketika mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan kelima.
Sedangkan lagu kelima tentang perpisahan yang diberi judul Selamat Jalan ia ciptakan untuk siswa yang lulus dari SMKN Mojoagung. Lagu dirilis saat acara purnawiyata. ”Semuanya saya nyanyi sendiri, kecuali Smekenmo Setia, saya bersama Smekenmo Voice, atau grup vokal gabungan siswa dan guru, yang sebelumnya telah terbentuk, saya yang menciptakan lirik dan nada, aransemen musiknya dari guru vokal di SMKN Mojoagung,” jelasnya.
Sebagai guru BK, ia dekat dengan banyak siswa.
Baca Juga: Harga Naik, Petani Kacang di Desa Brodot Kecamatan Bandarkedungmulyo Jombang Semringah
Meski kini sebagai pengawasa, Ia tetap merindukan suasana mengajar di kelas. Ia berencana meminta waktu mengajar di Yayasan SMK Patriot milik keluarganya. ”Tahun pelajaran baru ini saya minta jam mengajar agar saya bisa menyalurkan ilmu saya langsung kepada siswa,” jelas warga Desa Mojoduwur, Kecamatan Mojowarno.
Selain suka musik, ia juga suka mencoba kuliner-kuliner baru di Jombang. Jalan-jalan bersama suaminya, Karsunin Pundi Utomo sekadar melepas lelah usai seminggu bekerja. ”Paling suka jalan-jalan motoran berdua sama suami untuk wisata kuliner,”pungkas ibu dari Kaisah Nurina W dan Ghazan Tahsiin M. (wen/naz)