Desakita.co – DARAH seorang leader mengalir dalam diri Dra Farida Priyatna MM. Sejak pertama diangkat menjadi PNS guru pada 1993, Farida sudah memiliki pengalaman memimpin beberapa madrasah. Tidak hanya memimpin, namun ia banyak menorehkan gebrakan program untuk kemajuan madrasah yang ia pimpin.
”Antara satu madrasah dengan madrasah yang lain pasti berbeda-beda, apa yang dibutuhkan, kami bertugas menyesuaikan itu,” ungkap Farida, yang kini menjabat kepala MAN 8 Jombang.
Farida lahir dan besar di Kabupaten Jember. Ia mengennyam bangku sekolah dasar di SDN Gebang 4 Jember. Kemudian lanjut di SMPN 2 Jember dan SMAN 1 Jember. Farida mengambil jenjang sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Selama kuliah, ia juga bekerja di lembaga penelitian Jember-Probolinggo. ”Baru berhenti setelah ayah saya kasih pilihan mau fokus kerja atau fokus kuliah,” ungkapnya. Ia memilih fokus kuliah hingga lulus.
Setelah lulus S1, ia pindah ke Kabupaten Lamongan, mengikuti sang suami yang menjadi kepala desa di Lamongan. Pada 1990, ia menjadi GTT di MAN 3 Jombang. Jiwanya terpanggil sebagai guru. Selain sesuai bidangnya, ia terinspirasi sang ayah yang juga seorang guru dan purna sebagai kepala MAN 1 Jember.
Baca Juga: Intip Profil Zulfikar Damam Ikhwanto: Sosok Aktivis, PNS, Pengusaha hingga Pengasuh Pondok di Jombang
Setelah menjalani GTT selama tiga tahun, pada 1993 ia diangkat sebagai PNS di MAN 4 Jombang. ”Saat itu saya masih mengajar di MAN 3 Jombang, baru memutuskan fokus di MAN 4 Jombang tahun 1995,” ungkapnya.
Di MAN 4 Jombang, selain menjadi guru Ekonomi dan Akuntansi, ia juga dipercaya menduduki jabatan wakil kepala humas sampai 2009. Kemudian dipromosikan sebagai kepala MTsN 14 Jombang atau dulu disebut MTsN Megaluh sampai 2011. Di Megaluh, baru satu tahun menjabat, ia mendapatkan bantuan DIPA pembebasan lahan senilai Rp 3,6 miliar. ”Karena saya di Megaluh belum memiliki lahan sendiri, Alhamdulillah dapat pembebasan lahan Rp 3,6 miliar,” katanya.
Pada 2011, ia dimutasikan tugas menjadi kepala MTsN 4 Jombang, sampai 2018. Di MTsN 4 Jombang, lembaga yang ia pimpin juga berhasil mendapatkan program pembebasan lahan senilai Rp 3,8 miliar untuk pengembangan madrasah. Ia juga fokus mengembangkan program akselerasi. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat lulus dalam dua tahun. Bahkan lulusan MTsN 4 Jombang di bawah kepemimpinannya menjadi madrasah yang siswanya paling banyak diterima di MAN PK se Jawa Timur kala itu.
Sukses memimpin MTsN 4 Jombang, Farida pada 2018 farida kembali mutasikan tugas menjadi kepala MAN 9 Jombang. Salah satu inovasinya berhasil mengembangkan program keterampilan siswa bekerja sama dengan perusahaan. ”Ada kecantikan, tata boga, tata busa, adan otomotif, sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa di sana, juga bekerja sama dengan masyarakat sebagai laboratorium praktik siswa secara langsung,” tambahnya. Ia juga berhasil mewariskan pembangunan aula, gedung pertemuan, dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP). ”Pembangunan di sana juga saya utamakan, untuk menunjang sarana prasarana,” pungkasnya.
Sukses memimpin MAN 9 Jombang, pada 2022 ia dipromosikan menjadi kepala MAN 8 Jombang sampai sekarang. Berkat sentuhannya, MAN 8 Jombang berkembang pesat baik di bidang akademik juga pembangunan infrastruktur sekolah. ”Alhamdulillah di MAN 8 Jombang motivasi untuk berprestasi meningkat. Tiada minggu tanpa prestasi, sudah 8 kali juara pada kejuaraan dunia, utamanya bulu tangkis, sudah pernah tanding ke China, Thailand, Prancis dan lain sebagainya,” jelasnya.
Ia juga berhasil membawa MAN 8 Jombang sebagai juara umum Porseni MA se Kabupaten Jombang 2025. Dan kini persiapan menuju Porseni MA Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus digenjot. Di antaranya membangun gapura, pagar, pembangunan PTSP untuk meningkatkan pelayanan. Mengubah musala kecil menjadi masjid berukuran 20×20, penghijauan taman, pemenuhan fasilitas TV dan LCD setiap kelas, pemasangan AC dan LCD di ruang guru dan laboratorium. ”Tahun 2024, MTsN 8 Jombang juga menerima SBSN berupa ruang kelas dua lantai,” imbuhnya. Meningkatnya prestasi siswa juga meningkat pula kepercayaan masyarakat ke MAN 8 Jombang. Setiap tahun ada lebih dari 350 siswa yang mendaftar, namun MAN 8 Jombang hanya mampu menampung 280 siswa setiap angkatan. ”Alhamdulillah semakin dipercaya, prestasi tidak boleh kendor, sehingga kami sangat membutuhkan ruang kelas baru. Sejak 2022, sudah menambah tujuh kelas,” katanya.
Baca Juga: Profil Sutarsih, Pendidik Asal Desa Tebel Jombang yang Dikenal Inovatif dan Multitalenta
Isi Waktu Luang dengan Jalan-Jalan
FARIDA merupakan sosok perempuan yang mencintai keindahan. Tidak hanya perwajahan gedung madrasah, kerapian penampilan guru juga sangat ia tekankan.
”Siswa akan sangat senang jika melihat gurunya tampil cantik dan rapi,” ungkap Farida.
Setiap seragam yang dikenakan guru diperhatikan detail, harus serasi antara kerudung dengan pakaian. Begitu juga dengan perwajahan madrasah, taman-taman diperhatikan, penanaman pohon dilakukan di banyak titik agar madrasah tampak cantik dan asri. ”Tapi penataan taman ini tidak bisa instan, hasilnya baru dapat dirasakan beberapa tahun kemudian,” ungkapnya.
Farida suka mengenakan aksesoris. Tidak berlebihan yang penting pas dan sesuai dengan momennya. ”Tidak suka yang terlalu mencolok, yang soft-soft saja,” imbuh wanita yang lahir 8 April 1966 tersebut.
Salah satu kegemaran farida, yakni jalan-jalan ke alam terbuka. Beberaa daerah yang menjadi jujukannya, Bogor, Malang, Jember. Kesempatan itu juga ia menfaatkan untuk menengok anak cucu yang ada di luar kota. ”Dalam setahun, kalau ada libur panjang kita manfaatkan kesempatan itu untuk jalan-jalan,” kata ibu lima anak dan nenek empat cucu ini.
Farida juga hobi memasak, utamanya masakan-masakan seafood. ”Kebetulan anak saya chef, jadi suka bikin-bikin kue atau kuliner lain di rumah,” ungkapnya. Bakat dan kegemaran lainnya adalah menyanyi. Utamanya genre keroncong, jazz, dan pop. ”Suka nyanyi juga saya, kecuali dangdut, kalau terpaksa saja,” candanya. (wen/naz)