Pemerintahan

Serangan Demam Berdarah di Desa Betek, Mojoagung Jombang Meluas, Warga Was-was Belum Ada Fogging

×

Serangan Demam Berdarah di Desa Betek, Mojoagung Jombang Meluas, Warga Was-was Belum Ada Fogging

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Nyamuk chikungunya

Desakita.co – Usai satu anak di Dusun Betek Barat, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung meninggal dunia lantaran diduga terjangkit demam berdarah dengue (DBD) pada Sabtu (17/2).

Kini satu balita di Dusun Betek Selatan kondisinya kritis dan harus mendapat perawatan di ICU RSUD Jombang, karena diduga terpapar DBD.

”Anak saya usia 3,5 tahun sekarang kritis dan dirawat di ICU RSUD Jombang,” ujar Putri, ibu korban kepada Jawa Pos Radar Jombang, Selasa (20/2).

Putri menerangkan, yang bernama Marvelo Lazio, 3, masuk rumah sakit pada Senin (20/2) dalam kondisi yang lemas dengan ciri-ciri DBD.

”Sampai sekarang anak saya belum sadar,” bebernya.

Diungkapkannya, memang saat ini di wilayahnya cukup banyak yang terserang DBD.

Bahkan, sepengetahuan dirinya, sudah ada enam anak yang harus mendapat perawatan dan bahkan ada yang meninggal dunia.

”Di Betek ini ada banyak. Di dusun saya saja ada 6 anak yang terserang DBD. Satu anak kemarin dari Betek Barat meninggal,” katanya.

Meski serangan sudah masif, Putri menyesalkan lantaran hingga kini belum ada tindakan dari pemerintah untuk melakukan fogging atau semacamnya.

”Harapan kami ya ada fogging karena sudah banyak yang menderita. Terlebih lagi di dusun saya banyak anak kecilnya,” ungkapnya.

Sementara dikonfirmasi melalui telepon selularnya, Kepala Desa Betek M Faruq belum bisa memberikan keterangan terkait dengan banyak warganya yang diduga terserang DBD.

”Mohon maaf saya masih di luar kota,” pungkasnya singkat.

Saat dikonfirmasi, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jombang Syaiful Anwar mengaku belum mendapat laporan terkait temuan kasus DBD di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung apalagi sampai meninggal.

”Sampai sekarang saya belum dapat laporan. Namun, terkait informasi ini akan segera kami tindak lanjuti,” tegasnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Jombang, Selasa (20/2) malam.

Disinggung terkait keluhan warga Desa Betek yang menyesalkan lambannya petugas melakukan fogging, padahal sudah banyak temuan kasus di wilayah tersebut, Syaiful menyebut akan segera berkoordinasi dengan petugas di desa.

”Kita akan cek dulu. Memang untuk fogging itu harus ada penelusuran epidemologi untuk mengetahui kasusnya, misal di wilayah situ ada nyamuknya, jentiknya, karena bisa jadi kasus itu bawaan dari luar juga bisa,” bebernya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Duka mendalam menyelimuti keluarga Muhlisin, warga Dusun Betek Barat, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung.

Fahmi, putranya, yang baru duduk di bangku kelas 3 SDN 2 Betek meninggal usai dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri, Sabtu (17/2). Diduga terkena demam berdarah dengue (DBD).

”Awalnya panas pada Kamis (8/2). Sempat kami bawa ke bidan, oleh bidan diminta lab saja untuk memastikan sakitnya,” kata Muhlisin, Senin (19/2) sore.

Dari hasil lab di RS PKU Muhammadiyah Mojoagung, anaknya dididuga mengalami gejala tifus tapi mengarah ke DBD.

Selanjutnya, Jumat (9/2), Fahmi dirawat selama tiga hari di RS PKU Muhammadiyah.  (yan/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *