Desakita.co – SMKN 2 Jombang berhasil meraih predikat sebagai juara favorit 1 sekolah moderasi beragama jenjang SMK se-Jawa Timur 2024. Itu berkat tangan dingin Kepala SMKN 2 Jombang, Abdul Muntolib MM, dalam memimpin.
’’Prinsip saya adalah khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya,’’ kata Abdul Muntolib, yang kini juga menjadi Plt Kepala SMKN 1 Jombang.
Menurut suami Ummul Azizah ini, semua agama baik. Semua agama mengajak manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Tidak ada agama yang mengarahkan kepada keburukan. Dan itu yang ia tekankan kepada siswa. Seluruh siswa diajak untuk beriman kepada keyakinannya masing-masing.
’’Kalau orang sudah beriman dan bertakwa kepada agama, saya yakin kehidupan pasti akan tertata,’’ jelasnya.
Atas dasar tersebut, ia memberikan pelayanan terbaik soal agama kepada siswa. Meski mayoritas beragama Islam, tapi Muntolib tak mengesampingkan agama yang lain. Agama Budha misalnya, meski hanya satu siswa, tetap ia layani dengan baik. Salah satu caranya, dengan menyediakan guru agama Budha di sekolah.
’’Kami tidak mengesampingkan semuanya, agama yang baik akan berimbas pada sikap dan tingkah laku yang baik. Kalau itu sudah mantap di hati anak-anak, maka kehidupan akan tertata. Dan yang perlu diingat, sepintar apapun kita, kalau karakter agamanya kurang maka itu akan jadi hal yang berbahaya,’’ paparnya.
Hal itu juga ia tanamkan kepada ketiga anaknya, M Rafi Ubaidillah, Nur Farichatussa’adah SSos dan Silsa Imro’atussholihah. Ia tak menuntut apapun kepada ketiganya. Tidak harus menjadi guru mengikuti jejaknya, dan tidak harus menjadi apa yang diinginkan.
Hanya satu pesan yang disampaikan kepada anak-anaknya, menjaga salat dimanapun dan dalam kondisi apapun. ’’Saya tidak pernah minta anak saya yang macem-macem, hanya satu, yang penting salatnya dijaga, itu saja,’’ tegasnya.
Belajar Tanggungjawab dan Disiplin dari Pramuka
Muntolib merupakan figur guru yang bertanggungjawab dan totalitas dalam bekerja. Ia meyakini, finansial akan tertata, jika tanggungjawab dan pekerjaan yang ia emban sukses dijalankan.
Baca Juga: Meriahkan HUT BRI ke-129, YBM BRILiaN BO Jombang Gelar Khitanan BRILian
’’Saya sejak muda tidak pernah berpikir mau digaji berapa. Yang penting pekerjaan saya, tanggungjawab saya sukses, itu dulu. Masalah finansial itu sudah ditata oleh Allah SWT,’’ kata putra pasangan H Muridi dan Hj Wiji Chasanah tersebut.
Lahir di Jombang 12 Juni 1970, Muntolib mengawali pendidikan di SDN Bandung 2 Diwek lulus 1985. Kemudian melanjutkan ke MTsN 1 Jombang lulus 1988. Lalu mengambil pendidikan guru agama negeri (PGAN) Jombang lulus 1991.
Muntolib merupakan seorang pemuda pekerja keras pada masanya. Sejak MTs, ia sudah diajak ibunda bekerja, mengantar sang ibu untuk berdagang ke Pasar Cukir. ’’Setiap selesai Subuh saya pasti antar ibu, kadang iri melihat teman bisa jalan-jalan pagi setelah Subuh. Apalagi pas Ramadan, meski kadang pengen, tapi saya tetap mengantar ibu saya,’’ ungkapnya.
Ia juga membantu teman untuk belajar agar mendapatkan uang tambahan. Uang tersebut ia gunakan sebagai tambahan uang jajan, beli buku, hingga fotocopy ketika ada tugas. ’’Saya bekerja saat sekolah, kalau gak sukses saya rugi. Tapi tetap masalah finansial saya pasrahkan kepada Allah, yang penting usaha, bekerja keras dulu semaksimal mungkin,’’ tutur sulung lima bersaudara ini.
Warga Dusun Gebangmalang Desa Bandung Kecamatan Diwek tersebut ikut pramuka sejak di bangku MTs. Bahkan dia memilih PGAN karena salah satu pertimbangannya adalah memiliki ekstrakurikuler pramuka yang bagus.
Baca Juga: Ini Tips Menjaga Kesehatan Sendi dan Tulang Ala Dokter Spesialis Ortopedi RSUD Jombang
Selama menjalani pendidikan di PGAN, ia juga mengajar pramuka di MI dan MTs. Menurutnya, pramuka membuat hidupnya lebih tertanam disiplin. Kerja keras yang ia lakukan sampai sekarang adalah berkat tempaan selama aktif di pramuka.
’’Saya juga sudah mengajar di MI dan MTs sejak masih duduk di bangku PGA, padahal belum lulus,’’ kata aktivis pramuka yang kini menjabat sebagai pelatih pramuka Kwarcab Jombang tersebut.
Setelah lulus PGAN, Muntolib meneruskan pendidikan ke Undar Jombang. Mengambil konsentrasi psikologi pendidikan hingga lulus 1997. Sembari kuliah ia juga mengajar di MI Pacul Gowang. Tentu saja pramuka tidak ditinggalkan. Jumat MI libur, ia mengajar pramuka di MTs Salafiyah Syafi’iyah Cukir.
’’Kebetulan saat itu kuliah siang, jadi paginya saya mengajar,’’ jelasnya.
Setelah lulus S1, ia kemudian mengajar sebagai guru di MTs Al Anwar dan SMA AWH Tebuireng. Pada 2007, ia diterima sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan ditugaskan di SMAN Kabuh sebagai guru bimbingan konseling (BK). Dua tahun mengajar di Kabuh, ia kemudian dipindah ke SMKN 1 Jombang, 2009-2022. Hingga akhirnya ia mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala di SMKN 2 Jombang akhir 2022.
Baca Juga: Diguyur Hujan Lebat, Permukiman Warga Dusun Kedungmacan Jombang Kebanjiran
Pada akhir 2024, dia mendapatkan tugas tambahan lagi sebagai Plt Kepala SMKN 1 Jombang. Ia juga menempuh pendidikan S2 di Unitomo dan mendapatkan gelar Magister Managemen pada 2023.
Mengajar dari satu lembaga ke lembaga lain merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi Muntolib. Menjadi guru membuatnya memiliki kedekatan emosional dengan banyak siswa. Hal itu turut andil membangun karakter. Membuatnya terbiasa mengajak siswa untuk berpikir dan berkembang.
’’Dulu kerja di perusahaan gaji Rp 700 ribu, saya memilih kerja di MI dengan gaji Rp 15 ribu. Tapi saya senang, yang saya hadapi adalah anak-anak, saya rasa jiwa saya ada di situ, menjadi guru,’’ tegasnya. (wen/jif)
Respon (1)