Pendidikan

Pengasuh Asrama Al Falah Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang Ingatkan Bahaya AI

×

Pengasuh Asrama Al Falah Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang Ingatkan Bahaya AI

Sebarkan artikel ini
BERPANDANGAN LUAS: Pengasuh Asrama Al Falah Ponpes Darul Ulum Peterongan, KH M Dzul Hilmi As’ad SAg MPd, saat menjadi narasumber Kajian Ramadan Unipdu, kemarin (8/3).

Desakita.co – Pengasuh Asrama Al Falah Ponpes Darul Ulum Peterongan, KH M Dzul Hilmi As’ad SAg MPd, mengajak umat muslim khususnya seluruh civitas akademik Unipdu Jombang untuk bijak memanfaatkan kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI).

’’Teknologi kecerdasan buatan atau AI ibarat pisau bermata 2. Untuk itu, kita harus bijak memanfaatkan AI di era sekarang,’’ katanya saat menjadi narasumber dalam Kajian Ramadan Unipdu di Islamic Center Unipdu, Sabtu (8/3).

Agama Islam punya sejarah peradaban panjang tentang ilmu sastra. ’’Bangsa Arab sangat cinta terhadap sastra.

Bahkan dulu, setiap tahun ada festival lomba sastra, dimana karya sastra terbaik akan dicatat dan ditempelkan di dinding Kakbah,’’ terangnya.

Baca Juga: Kajian Unipdu Jombang: Mendidik Anak dengan Teladan

Diturunkannya Alquran sebagai kitab suci umat Islam oleh Allah SWT juga sebagai bukti bahwa Islam kaya akan sastra. Bahasa Arab yang digunakan dalam Alquran adalah karya terbaik yang pernah ada.

”Di era sekarang, teknologi berkembang pesat dan juga mempengaruhi ilmu sastra. Salah satunya keberadaan kecerdasaan buatan, ChatGPT, yang baru-baru ini cukup fenomenal di khalayak,’’ paparnya.

Keberadaan ChatGPT juga tidak dipungkiri membantu tugas manusia, juga bisa dikatakan merusak akhlak manusia.

ChatGPT bisa memperkaya keilmuan dan wawasan, namun dibalik itu ChatGBT juga sering digunakan untuk hal-hal yang kurang baik.

”Dengan Chat GBT dapat membuatkan tesis untuk mahasiswa. Tinggal ketik sudah selesai,’’ jelasnya.

Di era sekarang, ada empat ciri manusia menyikapi perubahan. Pertama, manusia yang tahu akan perubahan.

Baca Juga: Rektor Unipdu Jombang Ingatkan Kelola Stres Lewat Pembatasan Media Sosial

Kedua manusia yang hanya melihat ada perubahan. Ketiga manusia yang tidak bisa mengikuti perkembangan. Dan keempat manusia yang bisa mengikuti perkembangan.

’’Teknologi ibarat pisau bermata dua. Bisa bermanfaat jika pisau itu dipegang seorang koki atau juru masak. Tapi akan bahaya jika dipegang seorang pencuri, pembegal. Jadi ibarat teknologi seperti itu,’’ jelasnya.

Ia berpesan, agar teknologi sekedar digunakan untuk tangan bukan untuk hati. Sebab, hati hanya digunakan untuk Allah SWT.

”Artinya jangan sampai kemajuan teknologi menghalangi rasa takwa kita kepada Allah SWT,’’ tegasnya. (ang/jif)

 

 

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *