Desakita.co – Bumi Wonosalam kaya akan potensi wisata alam yang luar biasa.
Sayangnya, belum semua potensi wisata dikenal publik secara luas, sehingga masih jarang dikunjungi.
Salah satunya, wisata Grojogan Asmoro di Dusun Tegalrejo, Desa Jarak, Kecamatan wonosalam.
Wisata alam yang terletak di pedalaman hutan ini, menyuguhkan pemandangan alam yang eksotis dan menakjubkan.
Tentunya membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktu. Pemandangan sejumlah air terjun mengguyur deras nan jernih di atas bebatuan alam.
Untuk mengunjungi wisata ini, pengunjung dapat bertandang ke Dusun Tegalrejo, Desa Jarak. Akses menuju lokasi cukup menantang.
Pengunjung harus menempu jarak sekitar 1,2 kilometer dengan melewati jalan setapak.
Hal ini tentu menjadi tantangan dan keseruan sendiri.
Namun demikian, sepanjang perjalanan pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang masih asri terlebih dengan kicauan burung yang saling bersahutan.
Perjuangan pengunjung terbayar ketika sampai di lokasi Grojogan Asmoro. Grojogan yang memiliki ketinggian air sekitar 20 meter itu bak lukisan alam yang menyejukkan mata.
Ada tiga titik air terjun yang jatuh dari puncak. Dingin dan jernihnya air menambah nilai plus wisata ini. ”Kondisinya memang masih asri,” ujar Kasun Tegalrejo Supar kemarin.
Dari cerita turun-temurun dari nenek moyang, nama Asmoro diambilkan dari bertemunya sepasang kekasih yang bertemu di grojogan.
”Dulunya di sisi kiri grojogan ini ada Situs Tapakan, atau zaman dulu masyarakat menyebutnya Candirejo yang ditunggu seorang laki-laki.
Kemudian sisi kanan ada Situs Watu Rantai yang ditunggu sosok perempuan. Mereka sering bertemu di grojogan ini dan menjalin sebuah hubungan, sehingga masyarakat menyebutnya Grojogan Asmoro,” ujar dia.
Grojogan Asmoro adalah salah satu potensi alam Desa Jarak yang belum terjamah Selama ini kebanyakan yang berkunjung ke lokasi adalah warga setempat dan sekitar Wonosalam saja.
Maklum, selain akses yang cukup menantang, juga belum ada pengelola di wisata tersebut.
Sehingga masyarakat yang ingin berkunjung wajib memperhatikan keselamatan diri masing-masing.
”Saat ini masih gratis karena belum dikelola secara maksimal,” terangnya.
Baru-baru ini, upaya pengelolaan sudah mulai dilakukan.
Misalnya melalui kelompok pecinta alam hingga kelompok mahasiswa yang melakukan KKN di desa setempat.
”Ya selama ini ada peran dari mahasiswa yang KKN dan ini sangat membantu dalam mengenalkan potensi di Desa Jarak,” pungkasnya. (ang/naz/ang)