Uncategorized

Sawah di Desa Kedungmlati Kesamben Jombang Menghijau, Ini Penyebabnya

×

Sawah di Desa Kedungmlati Kesamben Jombang Menghijau, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
MENGHIJAU: Sumadi menunjukkan salah satu petak sawah tergenang air selama hampir satu bulan hingga memicu tumbuhnya lumut, Rabu (28/2).

Desakita.co – Dampak air luapan dari Avoer Watudakon beberapa waktu lalu belum sepenuhnya surut.

Sejulah petak sawah di Dusun Ingaskerep, Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben hingga kini masih tergenang.

Saking lamanya, permukaan air yang menggenangi sawah warga sampai berlumut. Akibatnya tanaman petani terancam rusak.

Pantauan di lokasi, permukaan sawah tampak menghijau lantaran dipenuhi genangan air yang mulai berlumut.

Saking tingginya genangan air, menjadikan seluruh batang tanaman padi terendam.

Karena sudah berminggu-minggu tak kunjung surut, saat ini sudah bermunculan lumut. ”Banyak lumutnya,” kata Sumadi salah seorang warga (28/2).

Dikatakan, tidak hanya kali ini saja. Sebagian petak sawah di dusun setempat jadi langganan genangan air saat musim hujan tiba.

Utamanya sawah yang lokasinya tak jauh dari saluran buang. ”Sawah ini milik Pak Wito,” imbuh dia.

Hitungannya sekitar 5.000 meter persegi sawah yang sudah ditanami padi itu jadi lokasi genangan.

”Ini sudah tiga mingguan, pokoknya banjir pertama sudah surut. Air sungai (Afvoer Watudakon) naik, jadi banjir lagi,” ujar Sumadi.

Salah satu penyebabnya, menurut dia, lantaran air luberan dari saluran buang tak bisa mengalir keluar dari petak sawah.

Ngendon di situ saja, akhirnya sekarang berubah jadi hijau airnya,” tutur dia. Menurut dia, saking lamanya genangan air itu membuat air berubah kehijauan.

”Ini lumut bekas pupuk, soalnya sebelum kena banjir padinya sudah dipupuk,” ujar Sumadi.

Sementara itu, Kades Kedungmlati Mariyati tak menampik sejumlah petak sawah petani hingga kini masih terdampak luberan Afvoer Watudakon.

”Jadi itu luberan yang dulu, air di sawah nggak bisa mengalir ke sungai (Afvoer) Watudakon,” ujar Mariyati.

Dijelaskan, salah satu titik jadi genangan sebetulnya sudah ada saluran. Namun, sementara tak berfungsi.

”Ada semacam gorong-gorong di bawah tanggul sekaligus sudah ada pintu airnya. Tapi sekarang ditutup, karena kalau dibuka bisa-bisa air dari sungai yang mengalir ke sawah,” ujar dia.

Karena itu, sampai saat ini sebagian petak sawah masih tergenang. Saking lamanya hingga airnya berubah kehijauan.

”Sebetulnya dulu salurannya mau kita perbaiki lewat DD (Dana desa), tapi tidak bisa karena asetnya ikut kabupaten,” kata Mariyati. (fid/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *