Desakita.co – Perjuangan Achmad Fattah Assyauqi siswa MAN 2 Jombang mengikuti kompetisi robot tingkat internasional di Korea Selatan patut dicontoh.
Pada event itu, ia berhasil meraih medali emas. Hal itu menjadi pengalaman yang tak terlupakan baginya.
”Saya tidak pernah menyangkan bisa ikut kompetisi ini, saya sangat berterimakasih kepada MAN 2 Jombang yang telah mendukung dan memberikan fasilitas ini kepada saya,” ungkap warga Desa Jogoloyo Kecamatan Sumobito ini.
Putra pasangan Soleh Abidin dan Luluk Ermawati ini mengikuti Internasional Youth Robitic Competition (IYRC) di Daejon Korea Selatan pada 2-4 Agustus.
Baca Juga: Borong Lima Prestasi Tingkat Internasional, Ini Kunci Sukses SMAN 2 Jombang
Satu-satunya dari Jawa Timur yang mengikuti event bergengsi itu.
Fattah tergabung dalam satu tim, kawannya berasal dari pondok pesantren Daarul Quran Tangerang.
”Dari Indonesia ada lebih dari lima tim, masing-masing tim isinya 2-5 orang,” katanya.
Pada event tersebut, ia mengusung konsep smart city sebuah kota yang maju, kota pintar serta kota yang bisa mandiri.
Kota yang ditenagai solar panel atau tenaga surya, ada sensor yang mati ketika siang dan menyala ketika malam.
Dalam kota tersebut, juga dilengkapi dengan smart parking, yang memiliki sensor ketika ada mobil terparkir.
Ada smart doom, deteksi dini gempa, smart banker, serta moni robo, yang bakal bisa membantu mengevakuasi korban gempa.
Baca Juga: Getol Menulis Puisi, Antarkan Fitrotul Azizah Guru MAN 2 Jombang Juara Lomba Puisi Tingkat Nasional
”Ini kalau diterapkan di Kabupaten mungkin masih sulit, tapi kalau fitur-fitur canggih ini diterapkan di IKN yang sekarang sedang pembangunan, ini akan sangat nyambung, karena IKN menggambarkan smart city,” ungkapnya.
Untuk bisa menghasilkan karya yang sempurna, Fattah juga sudah melakukan puluhan kali trial error bersama teman satu timnya.
”Terus zoom bersama teman satu tim untuk diskusi dan sudah banyak trial error yang kami lakukan,” ungkap alumnus MI dan MTs Al Ihsan Sawahan Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto tersebut.
Karyanya itu berhasil mengalahkan peserta dari negara-negara lain, seperti Brazil, Rusia, Thailand juga sang tuan rumah, Korea Utara.
Fattah meraih medali emas pada event tersebut.
Keahliannya dalam bidang robotik tidak lahir begitu saja.
Sejak kecil, Fattah memang suka otak atik benda elektronik di rumahnya.
Yang paling sering ia bongkar dan pasang adalah kipas angin. Tak jarang, ia kena marah kedua orang tuanya ketika ia berhasil bongkar elektronik tapi tak bisa mengembalikannya lagi.
Baca Juga: Tryout ANBK MAN 2024 Berjalan Lancar, Upaya Persiapan Hadapi ANBK
”Kalau saya tidak bisa mengembalikan, akhirnya manggil tukang service, yang ibu saya marah besar itu saat saya bongkar mesin cuci, tapi tidak bisa mengembalikannya lagi,” katanya.
Fattah selalu tertarik pada hal-hal yang berbau rakit merakit, atau soal listrik.
Baginya itu adalah mainan yang asyik. Ketika ia menjelaskan kepada orang tuanya tentang ketertarikannya pada bidang elektro, dan beberapa alat elektronik yang rusak berhasil diperbaiki kini bukan marah yang didapatkan Fattah tapi dukungan.
”Ketika ibu tau saya akan ke Korea lomba robotik, ibu menangis, tidak menyangka anaknya yang tadinya suka bongkar pasang kipas angin sekarang bisa go internasional,” jelasnya.
Saat ini ia masih terus belajar, mewujudkan mimpinya sebagai seorang insinyur.
Telah memiliki piagam internasional, Fattah memiliki mimpi untuk kuliah di luar negeri.
”Pengen kuliah di luar negeri, kalau di Indonesia pengennya kuliah di UGM jurusan teknik elektro,” kata siswa kelas 12 MAN 2 Jombang ini.
Kedepan, ia bakal terus belajar tentang robotik, mengembangkan ilmu dan pengalaman yang telah ia dapatkan, dan menyebarluaskannya kepada banyak orang.
”Keberhasilan ini tidak hanya berasal dari saya dan tim, tapi juga doa dari doa keluarga, masyayikh, para kiai, guru-guru dan teman-teman saya, dukungan tidak hanya secara tenaga, materi, tapi dukungan spiritual yang membuat saya bisa mendapatkan medali pada kompetisi ini,” ungkapnya.
Erma Rahmawati, kepala MAN 2 Jombang mengatakan, keikutsertaan MAN 2 Jombang untuk mengikuti IYRC berawal dari undangan untuk mengikuti workshop di Jakarta pada awal Juli.
Usai mengikuti workshop tersebut siswanya terpilih untuk mengikuti kompetisi langsung di Korea Selatan.
”Jawa Timur hanya MAN 2 Jombang, saya menemani Fattah di sana selama tujuh hari,” kata Erma.
Fattah turun di kategori senior, kesempatan itu dilakukan agar Fattah memiliki bekal untuk mengikuti SNBP tahun depan.
”Kedepan, robotik akan jadi ekstrakurikuler di MAN 2 Jombang, agar siswa yang suka di bidang robotik bisa berkembang dan mendapatkan pembinaan yang tepat,” jelasnya.
Ia berharap, prestasi yang diraih Fattah menjadi motivasi untuk siswa yang lainnya, agar bisa mengembangkan bakat dan minatnya hingga meraih prestasi setinggi-tingginya.
”Harapannya ini bisa jadi motivasi untuk yang lain, menjadikan MAN 2 Jombang menjadi madrasahnya peneliti, berprestasi, bermutu dan mendunia,” pungkasnya. (wen/ang)