Desakita.co – Masjid Al-Mimbar di Desa Sambongdukuh, Kecamatan Jombang adalah satu dari sekian masjid tua di Kabupaten Jombang.
Belum diketahui pasti kepan masjid pertama kali didirikan, namun diperkirakan umur masjid sudah mencapai seabad lebih.
Masjid merupakan peninggalan seorang kiai besar.
Untuk menemukan masjid ini cukup mudah. Selain Lokasinya strategis berada tak jauh dari Pasar Legi Jombang.
Selain itu, dari kejauhan atap masjid berbentuk tumpak tiga tinggi menjulang sehingga memudahkan para jamaah menemukan masjid yang terletak di Jl KH Mimbar ini.
Masjid Al Mimbar cukup luas. Di ruang utama masjid terdapat empat pilar utama atau soko guru.
”Tidak diketahui pasti sejak kapan masjid ini dibangun, yang pasti pembangunnya adalah KH Mimbar, seorang ulama besar di sini, dan pendiri Pondok Pesantren Al Mimbar juga,” terang Siti Aisyah, 55, dzuriah KH Mimbar.
Saat awal berdiri, Aisyah menyebut bangunan masjid awalnya sangat sederhana.
Berbentuk bangunan panggung dengan fondasi utama dan empat tiang dari kayu. Bangunan dan tanah masjid itu disebutnya sempat diwariskan kepada KH Nur Salim, kakeknya.
”Sama Kiai Nur Salim kemudian diwakafkan, sehingga tercatatnya sekarang masjid itu wakafnya Kiai Nur Salim,” lontarnya.
Bangunan masjid awal, disebutnya sudah hilang seluruhnya. Bangunan awal masjid yang terbuat dari kayu, disebutnya bertahan hingga tahun 1980-an.
”Mulai tahun 1987-an itu dilakukan pembongkaran total, kemudian didirikan masjid baru yang lebih besar, sampai tahun 2023 kemarin rehab rutin masih terus dilakukan untuk perbaikan,” lontarnya.
Kini, bangunan Masjid Al Mimbar sudah berbentuk bangunan permanen yang sangat luas.
”Kalau sekarang 200 orang bisa tertampung di dalam, halamannya juga ditambah,” pungkasnya.
Banyak Melahirkan Ulama Besar
SEJAK didirikan, Masjid Al-Mimbar menjadi pusat kegiatan syiar Islam.
Banyak ulama-ulama besar pernah nyantri kepada KH Mimbar belajar di sini.
Di antaranya pendiri Ponpes Tebuireng KH Hasyim Asy’ari juga KH Tamim Irsyad Darul Ulum Rejoso.
”Jadi dulu itu di sekitar masjid banyak pondok, bangunannya ya sederhana dan terpencar-pencar begitu,” terang Siti Aisyah, dzuriyah KH Mimbar.
Pondok pesantren itu adalah pondok asuhan KH Mimbar. Berkembangnya Pondok Al Mimbar hingga saat ini, juga tak luput dari keberadaan masjid itu.
Bahkan sejumlah kiai besar juga tercatat pernah belajar di Pondok Pesantren KH Mimbar.
”Seperti KH Hasyim Asy’ari pendiri Pondok Pesanten Tebuireng, KH Tamim Irsyad Darul Ulum Rejoso itu juga pernah belajar pada Kiai Mimbar,” lontarnya.
Hingga kini, masjid pun masih terus digunakan sebagai salah satu lokasi kegiatan pondok pesantren.
Seperti kegiatan pengajian kitab kuning.
”Sampai sekarang masih dipakai ngaji, kalau setelah Isya itu ngaji kitab kuning, ada juga pengajian umum untuk warga selain salat lima waktu,” tambahnya. (riz/naz/ang)