DesaKita.co – Setiap desa, biasanya memiliki kibaiasaan atau mitos unik yang masih terjaga. Seperti yang diyakini banyak warga Desa Pagerwojo, Kecamatan Perak, Jombang.
Warga di Desa Pagerwojo, memegang mitos tak boleh berjualan makanan khususnya nasi di seluruh wilayahnya.
Jika dilanggar, diyakini bisa membawa nasib buruk bagi pelakunya atau bahkan tak akan laku.
Tak heran, jika anda mengunjungi desa ini, anda tak akan menemukan satupun pedagang nasi.
Kalaupun ada warung, mereka juga tak akan berjualan nasi. Beberapa diantranya memilih berjualan bakso, atau lontong atau makanan lain selain nasi.
Irsyad, salah satu warga menceritakan hal ini. Menurut Irsyad, baik warga asli maupun warga luar daerah, tidak boleh berjualan nasi di Desa Pagerwojo.
Hal inipun masih berlangsung hingga kinni, dibuktikan dengan tidak ada warung nasi di Desa Pagerwojo sampai sekarang.
“Jadi menurut kepercayaan sebagian warga, ini juga berasal dari Sayid Abd Rohman, yang memberikan semacam kutukan begitu,” ungkapnya.
Sayid Abd Rohman sendiri, adalah seorang ulama sekaligus orang yang diyakini sebagai pembabat dan pembuka desa.
Makamnya, juga dikeramtakn warga. Irsyad sendiri, adalah juru kunci makam itu.
Diceritakan Irsyad, awal dari mitos tak diperbolehkannya berjualan nasi itu, adalah saat Sayid Abd Rohman saat itu sedang merasa kelaparan.
”Dulu ceritanya Sayid Abd Rohman lapar, kebetulan ada yang berjualan nasi. Akan tetapi saat itu uangnya kurang,” lanjutnya.
Meski sudah berupaya meminta dengan sopan karena uangnya kurang, namun sang penjual nasi tetap enggan memberikan makanan itu.
Hal itulah yang membuat ulama ini marah dan kemudian melontarkan semacam doa atau kutukan.
“Dari situlah, apabila ada yang berjualan nasi selalu tidak laku,” pungkas Irsyad. (yan/riz)
jadi sampai tahun (2024) ini warga di desa pagerwojo tidak ada yang membuka warung makan apa min ?