Desakita.co – Musyawarah guru bimbingan konseling (MGBK) SMA, SMK, MA dan PKLK negeri dan swasta menggelar edufair ke-15 di GOR Unipdu Jombang Selasa-Rabu (30-31/1). Edufair diikuti 72 perguruan tinggi negeri dan swasta ternama di seluruh Indonesia.
’’Ini merupakan kegiatan gabungan antara MGBK SMA, SMK, MA, dan PKLK negeri maupun swasta,’’ kata Nur Hasan Effendi, ketua MGBK SMA Kabupaten Jombang.
Pameran pendidikan tinggi dan pendidikan profesi ini merupakan agenda rutin setiap tahun. Diikuti 72 perguruan tinggi, 20 di antaranya perguruan tinggi negeri dan sisanya perguruan tinggi swasta. MGBK juga menggandeng 10 ikatan alumni Kabupaten Jombang.
’’10 ikatan alumni itu membawa universitas masing-masing, yang berasal dari perguruan tinggi negeri se-Jawa Timur,’’ terangnya.
Edufair diikuti 234 SMA/SMK/MA dan PKLK di Jombang, dengan jumlah peserta kurang lebih 7.000 siswa kelas 12.
Kegiatan dilaksanakan dua hari. Setiap sesi antara 30-50 sekolah sekaligus yang datang.
Suasana di GOR Unipdu kemarin sangat ramai. Siswa berduyun-duyun datang ke setiap stan untuk melihat apa saja jurusan yang ditawarkan. Salah satu stan paling ramai adalah Unipdu Jombang yang ada di sisi pojok selatan.
’’Peserta minimal 7.000 orang, makanya kami bagi menjadi dua hari agar tidak terlalu berjubel,’’ jelasnya.
Pameran pendidikan tinggi digelar untuk memberikan informasi kepada siswa, sehingga mampu memilih prodi juga perguruan tinggi yang tepat sesuai bakat minatnya.
Pelayanan dari perwakilan perguruan tinggi kepada siswa diberikan dengan menginformasikan baik jalur reguler, jalur mandiri, hingga informasi beasiswa. ’’Tahun ini lebih banyak daripada tahun lalu, baik pesertanya maupun perguruan tinggi yang mengikuti,’’ kata Hasan.
Ia berharap, tahun depan event serupa yang ke-16 bakal lebih lancar lagi. Baik dalam memberikan pelayanan, maupun pengaturan stan dan jadwal pengunjung yang datang.
Untuk mempersiapkan diri sebelum mendaftar di pendidikan tinggi, siswa harus memahami kelebihan dan kekurangannya. Terutama pada minat dan kemampuannya.
’’Yang perlu dipahami, jangan memilih perguruan tingginya dulu, tapi pilih prodinya dulu, sesuai atau tidak dengan bakat dan kemampuan,’’ jelasnya.
Siswa yang memiliki keterbatasan finansial tapi tetap ingin kuliah, bisa mencoba mendaftar kartu Indonesia pintar (KIP) kuliah. Sebab KIP kuliah sinkron dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) siswa.
’’Biasanya pendaftaran KIP kuliah dibuka pada Februari-Maret,’’ ungkapnya. (wen/jif/ang)