Desakita.co – Masjid Baiturrohman di Dusun/Desa Grogol, Kecamatan Diwek sudah berumur setengah abad lebih.
Sebelum menjadi masjid seperti sekarang, dulunya masih berupa musala sederhana berdinding gedek.
Dari luar terlihat Masjid Baiturohman memiliki atap bergaya tumpang tiga identik dengan masjid Jawa.
Warna masjid didominasi warga putih dan hijau.
Di sekeliling serambi masjid juga terdapat pasangan lengkungan yang semakin membuat kesan megah.
”Dulu awalnya bukan masjid, dulu musala, namanya Musala Baiturrohman,” kata Kepala Dusun Grogol Karno kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Musala berdinging gedek berdiri tahun 1967.
Bentuk bangunan muasala saat itu sangat sederhana. Ukurannya juga kecil, sekitar 5×10 meter.
Setiap menjalankan ibadah salat Jumat jugal salat Idul Fitri, masyarakat Dusun Grogol harus ke masjid terdekat, yakni Masjid Nurul Iman di Dusun Dempok, Desa Grogol.
”Kalau jumatan ke Masjid Nurul Iman di Dempok,” terangnya.
Dalam perkembangannya, seiring jumlah penduduk Dusun Grogol terus bertambah, jamaah Musala Baiturohman juga semakin banyak.
Sekitar 1970-an, warga bermusyawarah dan sepakat mengubah Musala Baiturohman menjadi Masjid Baiturohman.
”Jadi mulai 1970 itu sudah difungsikan menjadi masjid,” imbuhnya.
Bentuk bangunannya masih sama, tetap dengan dinding gedek.
Renovasi tahap awal dimulai pada 1980. Renovasi tidak mengubah struktur utama bangunan, hanya saja beberapa bagian diganti, misal dinding yang semula dari gedek dijadikan dinding dari tembok atau dinding permanen.
Renovasi tahap kedua dilakukan antara 1989-1990.
Renovasi tahap kedua dengan menambah teras semakin bangunan lebih luas, namun bagian atap bangunan utama tidak tersentuh.
”Jadi atapnya masih pendek, belum setinggi sekarang,” imbuhnya.
Renovasi ketiga dilakukan menjelang tahun 2000.
Renovasi kali ini menyentuh bangunan utama masjid.
Bagian atap masjid direhab total dan diubah dengan konsep tumpang tiga khas Masjid Jawa dengan dilengkapi pasang kubah berukuran sedang di atasnya sehingga bangunan masjid lebih megah.
Ruang utama masjid juga semakin luas dan elok.
Terdapat dua tiang penyangga besar di dalam.
Bagian mihrab masjid juga cukup luas dilengkapi mimbar dari kayu. Terdapat kaligrafi yang apik di atas mihrab.
”Total luas masjid sekarang adalah 400 meter persegi,” imbuhnya.
Seluruh bangunan masjid dibuat dengan musyawarah warga dengan tukang yang mengerjakan.
”Tidak ada campur tangan arsitek dalam pembuatannya, semuanya dikerjakan tukang yang sudah berpengalaman,” tambahnya.
Saat ini, masjid Baiturrohman menjadi pusat kegiatan keagamaan warga Dusun Grogol.
”Di sini hanya kegiatan salat jamaah dan kegiatan keagamaan warga yang lainnya. Tapi untuk TPQ karena di Dusun grogol TPQ-nya banyak, jadi dilakukan di rumah-rumah warga,” pungkasnya. (wen/naz/ang)