Potensi

Serasa Masuk Era Majapahit! Begini Wujud Petirtaan Sumberbeji di Desa Kesamben, Ngoro Jombang Setelah Dilakukan Penataan

×

Serasa Masuk Era Majapahit! Begini Wujud Petirtaan Sumberbeji di Desa Kesamben, Ngoro Jombang Setelah Dilakukan Penataan

Sebarkan artikel ini
MAKIN IKONIK: Kepala Desa Kesamben WS Yudha meninjau kolam yang ada di Sumberbeji kesamben.

Desakita.co – Pemerintah Desa (Pemdes) Kesamben, Kecamatan Ngoro, punya wisata desa unggulan Petirtaan Kuno Sumberbeji. Dengan sejumlah langkah, kompleks petirtaan kini disulap makin indah dan menarik. Sehingga mengundang banyak wisatawan dan menumbuhkan ekonomi sekitar.

Kepala Desa Kesamben WS Yudha, menyampaikan petirtaan kuno Sumberbeji berada di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben. Lokasinya berada di TKD Kesamben. Sejak 2019, petirtaan ini ditemukan dan beberapa kali mengalami ekskavasi.

Baca Juga:  Aktif di Organisasi Keagamaan Hingga Pendidikan Pesantren, Ini Sosok Ning Eli Ketua Fatayat NU Asal Desa Tambakrejo Jombang

“Kemudian dilakukan serangkaian penataan, mulai fasum, lapak pedagang dan lainnya,” katanya. Secara bertahap, lahan di sekitar struktur petirtaan diratakan dan ditata kemudian dipaving. Lokasi yang dulu beralas tanah, kini tak becek lagi. “Kami juga membangun 9 kios pedagang, juga musala dan toilet untuk pengunjung yang datang,” lanjut dia.

Baca Juga:  Pj Bupati Jombang Lantik Mantan Camat Jadi Kades Antar Waktu Desa Karobelah Mojoagung

Selanjutnya, dibangun sebuah panggung untuk pentas kebudayaan. Paling baru, pembangunan kolam renang dengan cirikhas petirtaan kuno. “Kolam itu baru selesai 2023, dan sudah bisa difungsikan setiap hari Sabtu dan Minggu,” lanjutnya.

Baca Juga:  Meski Dilarang, Dam Sky di Desa Kepuhkajang Jombang Tetap Ramai Jadi Jujugan Warga

Dengan pembangunan sejumlah fasilitas penunjang itu diharapkan Petirtaan Sumberbeji makin dilirik wisatawan. Terlebih, lokasinya rindang, asri dan banyak menyimpan pendidikan sejarah. “Jadi selain wisata hiburan, pengunjung juga bisa belajar sejarah. Ada empat jupel siaga dan bisa membantu wisatawan yang ingin belajar sejarah,” pungkas Yudha. (riz/bin/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *