Desakita.co – Kecamatan Wonosalam menyimpan sejuta potensi alam. Salah satunya rempah-rempah seperti jahe, kunyit hingga kencur yang tumbuh maksimal di Wonosalam.
Potensi inilah yang dimanfaatkan warga Desa Panglungan untuk mengolahnya menjadi aneka produk rempah-rempah instan.
Wagisan, 60, salah satu warga Desa Panglungan mengatakan, rempah-rempah instan yang diproduksi ibu-ibu dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Kepuh Desa Panglungan ini dimulai karena banyaknya rempah-rempah yang dijual dengan harga rendah.
”Dari situ KTH Kepuh kemudian berinisiatif meningkatkan nilai jual dengan mengolah jadi minuman rempah-rempah instan,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Total ada 40-an anggota KTH Kepuh yang berkecimpung membuat olahan rempah-rempah instan. Mereka juga membagi tugas.
Ada yang bertugas menanam, merawat sampai memanen tanaman rempah-rempah di kebun. Kemudian ibu-ibu bertugas mengolah menjadi produk rempah instan.
”Pemasaran kita lakukan bersama-sama,” jelas.
Rempah-rempah dipercaya memiliki kasiat yang bagus untuk kesehatan. Sehingga banyak digemari warga.
Misalnya olahan kencur diklaim memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan gejala maag, meredakan batu berdahak dan meningkatkan nafsu makan.
Sedangkan jahe dipercaya memiliki manfaat untuk menurun risiko serangan jantung, meredakan mual.
Sedangkan, kunyit juga dinilai dapat mengobati radang tenggorokan, obat alergi, dan mengatasi perut yang kembung.
”Ya, rempah-rempah memang sejak zaman nenek moyang banyak memiliki kasiat untuk kesehatan,” jelas dia.
Setelah diolah, olahan rempah-rempah kemudian dikemas dalam ukuran 150 gram dengan harga Rp 30 – Rp 35 ribu tergantung jenis rempah.
Selama ini pemasaran masih dilakukan secara tradisional dengan mulut ke mulut dan juga pengunjung yang berwisata ke Desa Panglungan.
”Kebetulan di Panglungan ada banyak destinasi wisata. Mulai konservasi hutan lindung maupun Bukit Matahari. Selain itu, kami juga sering menawarkan ke berbagai acara di Wonosalam,’’ pungkasnya. (ang/naz/ang)