Potensi

Serunya Berkunjung ke Wisata Edukasi Penangkaran Lebah Madu di Wonosalam Jombang

×

Serunya Berkunjung ke Wisata Edukasi Penangkaran Lebah Madu di Wonosalam Jombang

Sebarkan artikel ini
SIAP PANEN: Pengunjung saat mencoba memanen madu dari sarang lebah.

Desakita.co – BUMI Wonosalam dikenal sebagi salah satu penghasil madu alami terbaik.

Salah satunya, digeluti Muhamad Khuzaini Lutfi warga Desa Smabirejo Jombang yang membudi dayakan madu jenis Avis Mellifera.

Selain budi daya lebah madu, Lutfi kini juga memanfaatkan penangkaran lebahnya untuk wisata edukasi yang bisa dikunjungi masyarakat.

Peternakan lebah madu di Desa Sambirejo bisa jadi tempat wisata alternatif untuk berwisata.

Selain menyuguhkan suasana pegunungan dengan udara yang sejuk, para pengunjung juga bisa belajar beternak lebah madu, sekaligus memanen madu.

Lutfi membuat kotak ukuran 50 x 50 cm sebagai tempat budi daya lebah.

Baca Juga: Mencicipi Durian Upit Khas Desa Wonomerto Wonosalam Jombang, Bentuknya Mungil Tapi Rasanya Mantap

Di dalam kotak tersebut, ada satu ratu dan ribuan koloni lebah. Kotak lebah tersebut diletakkan di pekarangan rumah.

Terkadang, Lutfi juga meletakkan di tengah hutan untuk menggembala lebah.
Lebah yang dibudidayakan Samsi adalah lebah unggulan jenis Avis Mellifera.

Lebah tersebut dinilai memiliki kantong yang lebih besar dari lebah biasa Sehingga bisa memproduksi madu lebih banyak.

”Ya, karena lebah itu bisa membawa nektar (sari bunga) lebih banyak.

Dan lebah jenis ini produktivitasnya lebih tinggi dalam menghasilkan madu,” ujar dia.
Dijelaskan, lebah jenis Avis Mellifera banyak menghasilkan madu saat musim panas alias kemarau.

Baca Juga: Harga Jual Bersaing, Warga Desa Wonosalam Jombang Tertarik Budi Daya Cacing Tanah, Ini Jenisnya

Sebaliknya, saat musim hujan, produksi madu cenderung menerun.

”Bila cuaca panas, kita bisa panen seminggu sekali. Tapi kalau hujan terus bisa 2-3 minggu sekali,” jelas dia.

Ia mengaku, sering mengajak para pelanggannya melihat keaslian madu sembari ikut proses panen. Selain untuk menambah wawasan, diakui banyak pelanggan yang belum tahu proses menggembala lebah hingga proses memanennya.

Baca Juga: Harga Jual Menggiurkan, Petani di Lereng Gunung Anjasmoro Wonosalam Jombang Mulai Tertarik Budi Daya Vanili

”Ternyata banyak yang tidak tahu sehingga penasaran,” ujarnya.
Selain bisa belajar dan melihat lebih dekat penangkaran lebah, wisatawan juga bisa membawa oleh-oleh madu.

”Untuk satu botol berukuran sirup marjan (sekitar 450 ml) kita jual seharga Rp 90 ribu,” pungkasnya.

Sementara itu, pengunjung yang datang ke penangkaran lebah madu milik Lutfi di Desa Sambirejo, Wonosalam bisa mencicipi sekaligus belajar budi daya.

Saat musim kemarau seperti ini, madu dapat dipanen seminggu sekali.
Seperti diakui, Nona Nur Madinah salah satu pengunjung asal Jombang.

Sebagai pelanggan tetap, ia mengaku penasaran dengan proses budi daya sekaligus panen madu.

”Asyik juga bisa menikmati madu langsung dari sarangnya,’’ ujar dia sembari memanen lebah dari kotak kayu itu.
Agar tak disengat madu, para pengunjung didampingi pekerja.

Baca Juga: Harga Jual Bersaing, Warga Desa Wonosalam Jombang Tertarik Budi Daya Cacing Tanah, Ini Jenisnya

Mereka juga dibekali pelindung kepala agar lebah tak menyengat bagian kepala.

”Awalnya takut disengat lebah. Tapi aman, karena ada pemandunya,’’ tambahnya.
Ia datang ke peternakan lebah madu bersama teman-temannya.

Mereka terlihat menikmati suasana panen madu di bawah tanaman kopi. Saat musim panen kopi, lebah cenderung menghisap nektar bunga madu.

Sehingga, madu yang diproduksi lebah beraroma bunga kopi.
Selain belajar panen madu, para pengunjung juga bisa belajar memproses penyaringan madu hingga pengemasan ke dalam botol. (ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *