Potensi

Awal Musim Tanam Padi, Petani di Desa Ngrandu Lor, Peterongan Jombang Masih Andalkan Mesin Pompa Akibat Irigasi Mengering

×

Awal Musim Tanam Padi, Petani di Desa Ngrandu Lor, Peterongan Jombang Masih Andalkan Mesin Pompa Akibat Irigasi Mengering

Sebarkan artikel ini
ANDALKAN POMPA: akibat irigasi mengering petani di Desa Ngrandu Lor Peterongan gunakan pompa.

Desakita.co – Memasuki pekan keempat Desember, sejumlah petani padi banyak yang sudah mulai bercocok tanam di sawah.

Sebagian petani terpaksa mengairi sawah menggunakan mesin pompa air lantaran pasokan air dari saluran irigasi mengering.

Otomatis biaya operasional untuk tanam membengkak.

Tak hanya dirasakan petani di Kecamatan Bandarkedungmulyo, sejumlah petani di Desa Dapurkejambon, Kecamatan Jombang juga mengeluhkan hal yang sama.

Puluhan petani tampak mulai bersiap memulai tanam.

Namun karena masih kurangnya air dari irigasi, mereka terpaksa menggunakan pompa air.

Hal senada juga dirasakan petani di Dusun Gempoldampet, Desa Ngrandulor, Kecamatan Peterongan.

Sejumlah petani juga harus menyiapkan mesin pompa air agar bisa memulai tanam.

”Ini sudah dua hari mulai tanam, dan memang harus pakai diesel sementara, karena salurannya masih kering,” ungkap Nur, 50, salah satu petani.

Ia menyebut, irigasi di daerahnya itu masih kering diduga karena ada perbaikan.

”Salurannya masih diperbaiki, baru selesai tanggal 28 Desember, jadi harus menunggu,” imbuhnya.

Kondisi itu juga diperparah dengan hujan yang sudah lama tak turun kembali.

”Sudah dua mingguan ini tidak ada hujan, sedangkan bibit yang disemai sudah umurnya tua, jadi mau tidak mau harus pakai diesel biar sawahnya ada air terus bisa ditanami,” tambahnya.

Meski harus mengeluarkan biaya lebih, Nur mengaku tak ada pilihan lain ketimbang persemaiannya tak berguna dan musim tanamnya jadi mundur.

”Tapi ya lumayan, ini banon 600 harus didiesel semua,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang M. Rony membenarkan kondisi yang dikeluhkan banyak petani itu.

”Kalau musim tanam memang sudah dimulai, beberapa petani dilaporkan memang sudah mulai membuat persemaian dan menyiapkan lahan untuk tanam padi,” terang Rony saat dikonfirmasi.

Kendati demikian, Rony memperingatkan kepada petani untuk terus waspada, terlebih karena intesitas hujan yang datang belum dalam kondisi stabil.

”Kondisinya memang mengkhawatirkan ini, jadi hujan datang tapi berhenti lagi, dan intensitasnya belum terlalu tinggi,” lontarnya.

Rony menyebut, pihaknya kini juga tengah berupaya melakukan pencegahan agar petani tak sampai kekurangan pasokan air saat musim hujan tak stabil ini.

”Untuk pengairan, kita sudah koordinasi dengan dinas PUPR untuk mengawal air sampai saluran tersier lewat juru pengairan. Untuk lainnya ya mungkin harus melalui pompanisasi,” pungkasnya. (riz/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *